RESUME KULWAP IIP BOGOR
Sekolah Rumah (Homeschooling)
Kamis, 28 September 2017
Oleh: Ety Prasetya
Waktu Pelaksanaan: Pukul 19.45 - 21.15
Host IPB 1: Kamila, Host IPB 2: Fajrin
Co-Host: Angie
================================================================
PROFIL NARASUMBER
Nama Lengkap : Verena Ety Prasetyaningsih
Nama Panggilan : Ety Prasetya
Nama Suami : Samodra
Nama Anak : 1. Pramudya Prasetya Samodra (Andro, 17 thn)
2. Prayudha Prasetya Samodra (Orion, 6 thn)
3. Chandra Kirana Prasetya Samodra (Luna, 4 thn)
TTL. : Metro Lampung, 1 September 1973.
Profesi utama : Ibu Rumah Tangga
Pemilik/Pengelola Little White Rabbits Babydaycare (2015-sekarang)
Freelancer IT (2009-sekarang)
Pengajar/Dosen (1997-sekarang)
Pendidikan terakhir S2 Magister Manajemen System Informasi.
Kegiatan lain: - “Mahasiswa” di IIP (Institut Ibu Profesional)
- Koordinator Simpul Wilayah Bogor pada Perserikatan Homeschooler
Indonesia (PHI) www.phi.or.id.
Profil Keluarga:
Profesi suami: Kepala Keluarga
Programmer sistem informasi
Tenaga ahli IT (instansi pemerintah & swasta serta membangun sistem
beberapa agen asuransi)
Suami-istri bekerja dari rumah dan sesekali mengunjungi klien
Anak anak ber homeschooling
Info lebih lanjut silakan kunjungi laman dibawah ini:
Blog Pribadi www.etyprasetya.wordpress.com,
FB www.facebook.com/verena.ety.
Laman kegiatan Homeschooling bisa dicari dengan kata kunci My Kids My
Homeschooling dengan tautan sbb : www.facebook.com/MyKidsMyHomeschooling/.
================================================================
MATERI SEKOLAH RUMAH (HOMESCHOOLING)
Sekolah rumah atau Homeschooling adalah metode pendidikan alternatif yang dilakukan di
rumah, di bawah pengarahan orangtua atau tutor pendamping, dan tidak dilaksanakan di
tempat formal lainnya seperti di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi pendidikan
lainnya dengan model kegiatan belajar terstruktur dan kolektif.
Homeschooling Bukanlah lembaga pendidikan, bukan juga bimbingan belajar yang
dilaksanakan di sebuah lembaga. Tetapi homeschooling adalah model pembelajaran di
rumah dengan orang tua sebagai guru utama dan bisa juga mendatangkan guru
pendamping atau tutor untuk datang ke rumah. Homeschooling juga bukan berarti
kegiatannya selalu dilaksanakan di rumah, siswa dapat belajar di alam bebas baik di
laboratorium, perpustakaan, museum, tempat wisata, dan lingkungan sekitarnya. Tetapi inti
dari homeschooling tetap yaitu model pendidikan yang dilaksanakan di rumah dengan
orangtua sebagai guru utama.
Tiga alasan ber-homeschooling yang kebanyakan dipilih oleh orangtua di Amerika Serikat :
- Permasalahan lingkungan sekolah
- Penekanan pengajaran agama atau moral
- Permasalahan dengan pengajaran akademik di sekolah negeri atau swasta
Saat ini, homeschooling sangat populer di Amerika Serikat, dengan persentase anak-anak 5-
17 tahun yang diberikan homeschooling meningkat dari 1.7% pada 1999 menjadi 2.9% pada
2007
Homeschooling di Indonesia
Makna homeschooling di Indonesia telah disalah artikan oleh beberapa pihak. Saat ini
banyak lembaga pendidikan non-formal yang berdiri dengan menggunakan merek
homeschooling tetapi kegiatan belajar dilaksanakan di lembaga. Tentunya hal ini tidak jauh
berbeda dengan model sekolah non-formal lainnya. Padahal di luar negeri tidak ada istilah
lembaga homeschooling, kecuali konsultan homeschooling, atau komunitas homeschooling.
Adapun terkadang orang tua memanggil tutor datang ke rumah melalui perusahaan jasa
penyedia tutor atau semacam lembaga les privat, atau juga mencari tutor dengan cara
mencari informasi pada konsultan homeschooling dan komunitas homeschooling.
Di Indonesia, homeschooling semakin dikenal masyarakat setelah berdirinya beberapa
lembaga pendidikan non formal elit yang menggunakan merk homeschooling. Selain itu,
banyak para artis, seniman, hingga atlet memilih model pendidikan seperti ini. Hal ini
membuat homeschooling terkesan esklusif dan hanya untuk kalangan masyarakat
menengah keatas. Padahal pada hakikatnya, kegiatan homeschooling dapat dilakukan oleh
seluruh lapisan masyarakat dari kalangan menengah atas hingga kalangan menengah
bawah dengan syarat orang tua benar-benar mengatur model kegiatan belajar mengajar dan
kurikulum yang paling efektif, sesuai dan benar bagi anak-anaknya.
Macam-Macam Homeschooling
1. Homeschooling tunggal
Model ini dilaksanakan dalam satu keluarga dan tidak bergabung dengan keluarga lainnya
yang melakukan homeschooling terhadap anak-anaknya.
2. Homeschooling majemuk
Model ini dilaksanakan oleh beberapa keluarga dengan kegiatan-kegiatan tertentu juga
kegiatan pokok dan kegiatannya tetap dilaksanakan di rumah masing-masing.
3. Komunitas homeschooling
Komunitas homeschooling adalah gabungan dari komunitas majemuk dan mereka
menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok, dan hal-hal lainnya.
Payung Hukum
Di Indonesia, para Homeschooler, begitu kami menyebut pada para siswa homeschooling,
dilindungi oleh undang undang, antara lain :
1.Hasil pendidikan informal diakui sama dan dapat dihargai setara dengan pendidikan
nonformal dan formal setelah melalui uji kesetaraan sesuai standar nasional pendidikan.
Payung hukum untuk para homeschooler adalah Pasal 27 ayat (2) UU Sisdiknas, jis. Pasal
117 PP 17/2010, Pasal 4 ayat (1) Permendikbud 129/2014
2.Pesekolah rumah memiliki hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pendidikan formal
dan nonformal untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi dan/atau
memasuki lapangan kerja. Pasal 4 ayat (2) Permendikbud 129/2014.
3.Pesekolahrumah dapat diterima di SD/SMP/SMA sejak awal atau tidak pada awal tahun
pelajaran. Payung hukumnya Pasal 10-11 Permendikbud 129/2014
Untuk menjalankan Homeschooling atau Sekolah rumah, pemerintah memberikan syarat
agar mendaftarkan diri ke Dinas setempat dengan menyertakan :
- Identitas diri orangtua dan peserta didik
- Surat pernyataan bertanggung jawab melaksanakan pendidikan rumah dari kedua orangtua
- Surat pernyataan kesediaan dari peserta didik yang telah berusia 13 tahun
- Dokumen Program Sekolahrumah yang sekurang-kurangnya berisi rencana pembelajaran
Faktor yang Berkorelasi dengan Keberhasilan Siswa Homeschooling:
- keterlibatan orangtua yang tinggi
- individualisasi
- tanggap
- instruksi kontekstual
- rasio siswa-guru yang rendah
- lebih banyak waktu untuk belajar
- harapan yang tinggi bagi prestasi siswa
*bahan sebagian dari Wikipedia dan dari Perserikatan Homeschooler Indonesia.
================================================================
SESI TANYA-JAWAB
Tutu Taupaniya - IPB 1
1. Jika memulai homeschooling untuk anak dIbawah 13 thn, masihkah diperlukan surat
pernyataan, kan anaknya belum bIsa menyatakan mau atau tidaknya, atau ada surat
pengganti,?
2. Saya tinggal d Bogor, KTP dan KK saya dan suami masih Garut, harus ke Dinas mana
untuk mendaftarkannya,?
Sekian dan terima kasih mba
Jawaban:
Ibu / mbak Tutu Taupaniya yang baik, terimakasih atas pertanyaannya. Ini jawaban saya
untuk 2 pertanyaan diatas.
1. Untuk anak dibawah 13 th tidak diperlukan surat pernyataan kesediaan mengikuti
homeschooling.
2. Bisa ke Dinas Kependidikan setempat. Tapi biasanya karena beberapa hal, diknas tidak
mau menerima. Permasalahannya banyak pegawai dinas yang belum paham mengenai
Homeschooling, mau ke sana sendiri juga biasanya dipingpong atau pulang dengan tangan
hampa (pengalaman beberapa ortu homeschooler). Jadi sebaiknya mengurus pada PKBM
setempat. Yang nantinya akan membantu menguruskan hal hal yang berkaitan dengan
Homeschooling.
Demikian, terimakasih
Farkha - IPB 1
Saya ingin menerapkan HS pada anak saya 3.5 th. Tapi saya belum tau apa saja yg harus
saya ajarkan dan kegiatan-kegiatan yg bisa dilatih dirumah. Apa ada kurikulum sebagai
panduan orang tua mendidik anak dirumah dari anak masih kecil sampai setingkat kuliah?
Jawaban:
Terimakasih atas pertanyaannya mbak Farkha, saya mencoba menjawab ya.. :-D
Sejatinya yang namanya homeschooling itu adalah pendidikan berbasis keluarga. Untukanak usia 3,5 th banyak yang bisa dilatihkan. Dari kehidupan sehari hari saja.
Misal ;
Untuk melatih kemandirian, anak diajak untuk toilet training sendiri, membuka pakaian dan
meletakkan pada tempatnya, intinya mengurus diri sendiri. Untuk kurikulum baku,
pendidikan akademik tidak jauh berbeda dengan yang dari dinas pendidikan. Namun cara
pengajaran/ penyampaian materi itu yang berbeda. Contohnya gini, kalau disekolah formal
komunikasi hanya satu arah, guru ke siswa. Namun di praktek homeschooling, komunikasi
dua arah, lebih ke arah diskusi. Sehingga anak bisa menyerap dengan maksimal apa yang
menjadi inti pelajarannya.
Untuk panduan kurikulum pendidikan, jika yang ibu maksud adalah kurikulum pendidikan
akademik itu bisa ibu lihat di www.kemdikbud.go.id
Untuk materi rancangan kurikulum Homeschooling dan yang lain bisa mengikuti webminar
dan mencari di www.rumahinspirasi.com
Demikian jawaban dari saya. Semoga membantu. Terimakasih
Savitri - IPB 1
Bagaimana menentukan kurikulum untuk hs? Ikut kurikulum diknas atau bikin sendiri?
Jawaban:
Terimakasih atas pertanyaannya ya mbak Safitri, ini jawaban dari saya.
Karena HS itu berbasis keluarga maka yang bisa menentukan adalah orangtua apakah akan
mengikuti kurikulum diknas atau akan membuat sendiri yang disesuaikan dengan minat dan
kesukaan anak. Namun tata pengajarannya diserahkan kembali pada keluarga. Ada jenis
homeschooling yang mengadopsi kurikulum diknas/sekolah formal hanya di pelajari dirumah,
tapi kurikulum homeschooling kami ada 3 macam; yang pertama adalah membangun prilaku
moral anak yang baik dengan menjadikan orang tua sebagai contoh langsung yang ditiru
anak, yang kedua adalah menemukan minat dan bakat anak kemudian mencarikan kursus
dan sekolah yang bisa mengembangkan minat dan bakat tersebut / learn to maestro, dan
yang ke tiga adalah melatih kemandirian anak / survival. Sisanya bekerja sama dengan
PKBM untuk mempersiapkan anak ikut ujian penyetaraan agar bisa mendapat ijazah untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ella - IPB 1
Tentang keberhasilan siswa homeschooling, apakah ada pelaporan secara khusus dan
rutin serta harus dilaporkan kepada siapa?
Jawaban:
Mengenai tingkat keberhasilan siswa homeschooling, banyak yang hidupnya berhasil. Yang
paling utama adalah Nabi Besar Muhammad SAW yang home schooling melalui Kakeknya
kemudian dilanjutkan oleh Pamannya sebagai Tutor pendamping. Hanya saja zaman itu
belum dikenal istilah home schooling. Yang lainnya, Leonardo Da Vinci jenius di segala
bidang, Thomas Edison Jenius di bidak Elektrika Mekanika, KH Hasyim Ashari, KH Wachid
Hasyim, Buya Hamka (tertulis di buku Home Schooling Kak Seto). Dan ada salah satu
professor termuda di sekolah paling bergensi MIT di AS juga (Tautan Homeschooling :
https://en.wikipedia.org/wiki/Erik_Demaine). Ada juga anak yang berkebutuhan khusus
yang di beritakan masuk ke ITB (Tautannya https://www.rappler.com/indonesia/berita/174050
-izzan-remaja-jenius-tembus-itb-usia-14-tahun)
Nah, di Indonesia keberhasilan siswa homeschooling tidak ada pelaporan khusus. Namun
karena berada di bawah PKBM, maka siswa homeschooling diperlakukan setara dengan
siswa sekolah formal lainnya dalam hal birokrasi pendidikan. Pelaporan tentu saja rutin per
semester sama dengan siswa sekolah formal lainnya jika yang ibu maksud adalah pelaporan
akademik.
Anies - IPB 2
Mbak Ety, mau nanya apakah bisa saat anak sudah homeschooling misal usia TK kemudian
tiba-tiba anaknya pengen masuk sekolah formal. Apakah bisa diterima? Atau adakah
persyaratan khusus? Terimakasih banyak.
Jawaban:
Yups. Bisa banget mbak. Intinya begini ; Pendidikan anak usia dini (“PAUD”) setingkat
TK adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
PAUD diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.
Untuk menjawab pertanyaan mbak Anis tentang masuk ke sekolah formal asumsi saya SD
ya, maka kita harus berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (“UU 20/2003”)
Sudah pasti harus diterima, karena sudah ada undang undang yang menjadi payung
hukumnya.
Tambahan referensi bisa dilihat di tautan ini :
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt583ce2bdd09a0/perlukah-ijazah-tk-untukmendaftar-masuk-sd
demikian mbak Anies jawaban saya mudah mudahan membantu.
Altatit - IPB 2
1. Apakah ada usia anak yg ideal mengikuti homeschooling
2. Hingga saat ini, apakah ada kesulitan bagi anak2 HS yg akan ikut di pendidikan formal
dalam negeri misanya anak HS akan ikut kuliah di PT.
3. Adakah komunitas HS di Bogor untuk anak usia 11 tahun ke atas ?
Terima kasih Bu.
Jawaban:
1. Berapapun usia anak, itu ideal jika ber homeschooling. Karena pada dasarnya semua
anak dari lahir sudah ber homeschooling, dan sejatinya homeschooling itu adalah pendidikan
berbasis keluarga. Anak mendapatkan kebiasaan dan belajar dari awal tentang bagaimana
berbicara, berjalan, etika dan moral semua berasal dan berawal dari keluarga. Namun jika
yang ibu maksudkan ber homeschooling itu menyangkut pendidikan berisikan ilmu ilmu
bermuatan nilai akademik. Itu bisa juga dimulai dari saat mereka sudah bisa berkomunikasi
dengan orang lain.
2. Anak anak HS tidak berkesulitan untuk sampai PT, Jika persyaratan lengkap dan
memiliki NISN, dia berhak ikut ujian penyetaraan dan selanjutnya bisa ikut dalam proses
seleksi masuk perguruan tinggi.
3. Komunitas homeschooling di bogor untuk usia itu saya belum pernah dengar, tapi
anda bisa masuk ke FB Indonesia Homeschooler untuk membuat jejaring bersama.
Demikian jawaban saya, mudah mudahan membantu.
Anne - IPB 2
1. Adakah komunitas/konsultan homeschooling di Bogor?
2. Bagaimana bentuk rapor homeschooler?
3. Bagaimana prosedurnya jika ingin pindah dari jalur homeschooling ke sekolah umum?
Misal sampai kelas 2 SD homeschooling, di kelas 3 SD mau melanjutkan ke sekolah umum.
4. Untuk menjalankan Homeschooling, kita wajib mendaftarkan diri ke Dinas setempat ya
mba? Di bogor alamatnya dimana?
5. Surat pernyataan bertanggung jawab melaksanakan pendidikan di rumah dari kedua
orangtua, apakah ada format khusus?
6. Dokumen Program Sekolahrumah ini apakah sama dengan kurikulum?
7. Instruksi kontekstual itu maksudnya apa mba?
Jawaban:
1. Komunitas homeschooling umum di bogor banyak mbak, jika anda berkenan anda
bias googling atau jika belum sesuai dengan misi dan visi keluarga pun anda bisa
membuatnya sendiri dengan berjejaring bersama keluarga yang lain yang satu misi. Saya
sendiri berkomunitas di berbagai komunitas homeschooling. Tidak hanya di bogor.
Tentang konsultan homeschooling ; disini yang saya maksud sekolah rumah, atau sekolah
berbasis keluarga saya belum mendengarnya di bogor. Saya sendiri baru menjadi konsultan
homeschooling sejak berada di PHI, karena melakukan pendampingan untuk para keluarga
homeschooler secara online.
2. Raport homeschooler sama dengan raport pada umumnya sekolah formal. Hanya
saja, penerbitnya adalah PKBM setempat dimana homeschooler/ siswa homeschooling itu
bernaung. Khusus raport ini diisikan oleh orangtua masing masing, kemudian dilaporkan ke
PKBM setempat, yang selanjutnya akan memasukkan dalam raport untuk diinputkan pada
Dapodik. Itu berlaku untuk para homeschooler yang sudah memiliki NISN.
3. Ya menghubungi PKBM setempat jika sudah memiliki NISN. Dan meminta suratpindah, untuk memasuki jalur formal. Selanjutnya PKBM akan meneruskan ke Diknas
setempat. Dan anak bisa masuk ke jalur formal dengan NISN yang baru yang terdaftar
disekolah formalnya.
4. Betul. Harus mendaftarkan diri ke diknas setempat. Tapi biasanya karena beberapa
hal, diknas tidak mau menerima perseorangan. Permasalahannya banyak pegawai diknas
yang belum paham mengenai Homeschooling, mau ke sana sendiri juga biasanya
dipingpong atau pulang dengan tangan hampa (pengalaman beberapa ortu homeschooler).
Jadi sebaiknya mengurus pada PKBM setempat. Yang nantinya akan membantu
menguruskan hal hal yang berkaitan dengan Homeschooling seperti NISN,kurikulum, jadwal
ujian dst..
5. Tidak ada format khusus. Namun jika melalui PKBM, biasanya akan diberikan
contohnya.
6. Tidak sama. Karena kurikulum itu adalah acuan pendidikan. Dan setiap keluarga
memiliki acuan yang berbeda. Dokumen sekolah rumah adalah dokumen yang digunakan
untuk melegalisasi pengajaran pendidikan di rumah bersama keluarga.
7. Instruksi kontekstual itu adalah instruksi yang berisi materi yang nantinya
berhubungan dengan kegiatan dan aktifitas sehari hari. Instruksi kontekstual yang dimaksud
dalam homeschooling adalah salah satu jembatan anak untuk berdiskusi dengan orang tua
dalam mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari hari.
Demikian mbak Anne, terimakasih atas pertanyaannya. Semoga jawaban saya membantu.
Fajrin - IPB 2
Sebetulnya adakah perbedaan pengasuhan dengan pendidikan? Jika tujuan dalam HS
bergantung pada visi keluarga masing-masing, maka apa yang menjadi batasan seseorang
atau suatu keluarga disebut menjalankan HS?
Jawaban:
Pengasuhan berbeda sekali dengan pendidikan. Mengasuh itu adalah mendampingi,
membimbing dan menjadikan anak sebagai subject dari pendidikan yang kita anut.
Sementara pendidikan adalah cara kita mendidik, disini dimaksudkan anak lebih berperan
sebagai object orangtua yang mengikuti alur yang dibuat oleh orangtua.
Batasannya adalah tidak melanggar hukum Negara tentang pendidikan anak dan tidak
melanggar aturan Tuhan. Sisanya adalah tidak ada batasan untuk anak Homeschooling
dalam mempelajari apapun, dimanapun dan kapanpun
Demikian, terimakasih
Yuli - IPB 2
Bagaimana cara Mba Ety memanajemen waktu sehingga bisa ke-handle semuanya?
Terimakasih
Jawaban:
Hehehe...:-D Saya menempatkan dan menyeleksi setiap tugas yang harus dikerjakan dan menempatkan mereka pada jenjang prioritas yang harus dikerjakan. Setiap hari saya
mengerjakan yang sudah menjadi rutinitas, dan menempatkan slot slot waktunya dengan
berusaha seminimal mungkin resiko kesalahan. Dan memang kadang kala ternyata ada
yang missed disana, pekerjaan ada yang tertunda, maka saya akan membayarnya dengan
mengurangi jatah waktu istirahat saya.
Demikian, terimakasih
Arifah - IPB 2
Cara menilai minat anak2, dalam hal keilmuan. Karna yg saya perhatikan dan lihat,
seumuran anak 3-5 thn ini, tingkat imaginasi nya tinggi dan berubah-ubah, dan tiap saya beri
worksheet atau kegiatan lainnya yg berbeda.. mereka selalu antusias. Jadi saya belum bisa
memastikan minat mereka, dan fokus pada yg mana? Karna saya pernah baca, mengajari
anak sesuai minatnya akan lebih memudahkan mereka dalam menyerap ilmu tersebut.
Jawaban:
Betul mbak, minat terlihat ketika ia sedang focus dalam mengerjakan sesuatu. Untuk usia 3
– 5 tahun anak anak hanya memiliki focus antara 3 – 5 menit saja, sisanya anak anak
mengeksplorasi hal hal yang dia lihat di lingkungannya. Dan belajar dari bermain.
Kelihatannya memang anak usia itu selalu bermain main dan baterenya full terus ya.. :-D,
padahal ia sedang mencoba memilah mana yang cocok dan nyaman untuknya. Minat dan
keinginan anak untuk berkembang juga tergantung dari Ibu dan lingkungan keluarga, ibu
yang kreatif akan membentuk anak yang mengarah menjadi kreatif juga, karena anak usia
itu sedang suka mencontoh dan melihat langsung apa yang terjadi dalam lingkungan dan
keluarganya. Jadi minat itu memang kita yang mengajak, memperhatikan dan
memfasilitasinya. Tidak apa apa jika ia berganti ganti sementara ini. Kita nikmati saja proses
eksplorasinya sebagai anak anak. Nanti kita dan anak kita akan menemukannya ketika kita
benar benar masuk dan ikut serta bermain bersama mereka. Tepatnya membersamai
mereka.
Demikian jawaban saya.
Tia - IPB 2
1. Apakah mbak Ety juga mengajarkan anak2 pelajaran umum seperti di sekolah. Apa
lrikulum yg digunakan mbak Ety?
2. Kegiatan apa untuk membangun aspek sosial pada anak homeschooling. Agar ia tetap
memiliki banyak teman meski tidak bersekolah?
Terimakasih mbak..
Jawaban:
1. Ya. Saya mengajarkan anak anak pelajaran umum, namun dengan cara cara yang anak
anak sukai. Saya sering mengajak anak ke Museum untuk tahu sejarah atau mengenalkan
anak tentang banyak hal mengenai situs situs, atau travelling berkeliling kota (city tour)
mengenalkan alat transportasi, tata kota, bentuk gedung dst. atau Belanja mengenalkan
anak pada mata uang, mengatur keuangan, menabung, membeli sesuai kebutuhan dst. Atau
bahkan tracking hanya sekitar lingkungan (nature walk) mengenalkan anak pada alam, mengenal macam tumbuhan, bentuk hewan, serangga dst. Kurikulum yang saya pakai
adalahh kurikulum yang dibuat sendiri sesuai minat anak anak.
2. Banyak kegiatan yang bisa membangun anak untuk belajar bersosialisasi. Anak anak
saya belajar bersosialisasi sejak mereka bayi, ketika masih dalam gendongan saya selalu
menyapa teman atau orang yang saya temui disekitar saya atau ketika berjalan jalan
disekitar lingkungan rumah sambil memegang tangan kecilnya dan melambaikan tangannya.
Saya ajarkan untuk say ‘ha’i atau hallo, ketika melewati kerumunan, saya mengucapkan
permisi. Dst. Bahkan anak anak sering saya ajak mengajar ke kampus dan saya kenalkan
dengan para mahasiswa saya. Kalau pas ngajar di kantor / kelas karyawan, ya mereka juga
menyapa. Bersalaman dan saya biarkan berinteraksi dengan orang lain. Kalau saat ini yang
sering adalah kami mengikuti kegiatan kegiatan yang berjejaring. Seperti kemping bersama
keluarga homeschooler atau melakukan kegiatan bersama di komunitas.
Demikian mbak Tia jawaban saya, semoga membantu.
Nur Kamila - IPB 1
Oh ya bu Ety maaf boleh di terangkan PKBM itu apa? Dan mungkin kalo di Bogor ada di
mana, karena mungkin disini ada yg masih awam termasuk saya. Mohon penjelasannya.
Jawaban:
saya jawab ini dulu ya mbak ; Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan.
PKBM ini masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan
Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. untuk mendirikan PKBM
bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah memenuhi syarat-syarat
kelembagaan antara lain : 1. Akta Notaris 2. NPWP 3. Susunan Badan pengurus 4.
Sekretariat 5. Izin Operasional dari Dinas Pendidikan Kab/kota
Dewi - IPB 1
Bagaimana dengan penerapan kurikulum homeschooling, apakah tetap mengikuti dengan
lembaga pendidikan formal?
Jawaban:
TerImakasih atas pertanyaannya, mengenai kurikulum karena HS itu berbasis keluarga
maka yang bisa menentukan adalah orangtua apakah akan mengikuti kurikulum diknas atau
akan membuat sendiri yang disesuaikan dengan minat dan kesukaan anak. Namun tata
pengajarannya diserahkan kembali pada keluarga. Ada jenis homeschooling yang
mengadopsi kurikulum diknas/sekolah formal hanya di pelajari dirumah, tapi kurikulum
homeschooling kami ada 3 macam yang pertama adalah membangun prilaku moral anak
yang baik dengan menjadikan orang tua sebagai contoh langsung yang ditiru anak, yang
kedua adalah menemukan minat dan bakat anak kemudian mencarikan kursus dan sekolah
yang bisa mengembangkan minat dan bakat tersebut / learn to maestro, dan yang ke tiga
adalah melatih kemandirian anak / survival. Sisanya bekerja sama dengan PKBM untuk
mempersiapkan anak ikut ujian penyetaraan agar bisa mendapat ijazah untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi.
Nur Kamila - IPB 1
Apakah untuk homeschooling dalam sebuah komunitas atau mandiri bagai mana mengatur
anggaran dana juga yang harus di persiapkan? Agar tidak jadi over budget?
Jawaban:
untuk homeschooling mandiri, dana / budget biasanya digunakan ketika kita membutuhkan
haru kemana belajar apa. Misal ke museum belajar sejarah dll. atau ke kebun binatang,
belajar tentang hewan dst. Tidak ada anggaran yang pasti karena pengajarnya adalah
orangtua sendiri. Jika masuk dalam komunitas pun sama. biasanya akan ada bisaya sendiri
dan mandiri. namun bersifat tak terduga saja, atau sesaat tertentu.
Fithri - IPB 2
Kemana anak HS bisa melanjutkan pendidikan tinggi? Apakah di Indonesia ada kampus yg
bisa menerima anak anak HS? Mekanisme nya bagaimana?
Terima Kasih.
Jawaban:
saat ini anak anak HS bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi di kampus kampus negeri,
Termasuk UGM dan UI mbak.. mekanismenya, ya mereka tetap menjalani tes saringan ujian
masuk perguruan tinggi seperti anak anak yang dari sekolah formal lainnya. dengan
membawa ijazah paket C untuk anak homeschooling.
Tanggapan mbak Fithri atas jawaban mbak Ety:
Berarti anak anak HS juga harus mempunyai kemampuan layaknya anak2 sekolah formal
dgn mata pelajaran yg bobot nya sama dgn mereka. Bagaimana orang tua sebagai pendidik
adakah sarana untuk meningkatkan kemampuan orang tua dlm memahami dan
mengajarkan materi-materi tersebut?
Jawaban:
Tidak harus mbak, tetapi rata rata anak HS memang lebih memahami pelajaran yang
bobotnya sama malah berlebih. Orang tua pembelajar akan meningkat kemampuannya
ketika ia ada membersamai anak anaknya. Berarti ikut belajar bersama mereka. karena
kemampuan orangtua yang lebih banyak pengalaman dan belajar terlebih dahulu dari
mereka anak anak kita. Sarana untuk meningkatkannya saat ini banyak sekali. Bisa melalui
kuliah online atau googling mencari panduannya.
Fajrin - IPB 2
Baiklaah sambil menunggu tanggapan dari yang lain.. saya mau bertanya, mbak.. metode
yang efektif untuk Kita terapkan dalam HS kita yang bagaimana?Saya saat ini sedang
mencoba menerapkan Montessori untuk putri saya.
Jawaban:
Metode yang efektif saya kira setiap keluarga memiliki ciri dan kekhasannya masing masing
dan disesuaikan dnegan minat dan bakat anak anaknya ya.. jadi saya tidak bisa mengatakan
metode saya yang efektif atau ada metode lain yang efektif karena relatifitasnya. Namun
yang nyaman saja untuk anak anak adalah metode yang pas untuk mereka dan keluarga
lakukan.
yups.. metode (Montessori) itu baik untuk anak setiap metode memiliki ke ciri khas dan
kelebihannya masing masing.
Tanggapan mbak.Fajrin atas jawaban mbak Ety:
Cukup jelas bagi saya. HS adalah kegiatan mendidik yang dilakukan di rumah segala
sesuatunya disesuaikan dengan kebutuhan keluarga tersebut sesuai visi dan misi keluarga
Anne - IPB 2
Utk NISN, apakah berlaku se-nasional? Kalau pindah kota, apakah harus daftar lagi ke
PKBM di kota yg baru?
PKBM Bogor yg recommended dimana mba?
Jawaban:
Untuk NISN berlaku nasional mbak, sama seperti E-KTP. Jika anda berpindah kota, ananda
cukup meminta surat pindah dari PKBM asal/penerbit NISN untuk diserahkan kepada PKBM
tujuan.
Ressi Ratna Suminar - IPB 2
Assalamualaikum bunda Ety Prasetya, saya tertinggal diskusi. Untuk mendapatkan NISN
anak HS berarti sama prosedurnya seperti sekolah formal dan didaftarkan oleh PKBM acuan
kita ber HS?
Jawaban:
Yups.
================================================================
Kalimat penutup mbak Ety
Sebenarnya antara sekolah formal dan non formal itu perbedaannya tipis sekali. jika sekolah
formal itu informasi disampaikan satu arah dan banyak materi harus diserap sesaat waktu
jam pelajaran, sementara dalam homeschooling / sekolah non formal, materi pembelajaran
dilakukan dua arah. Sehingga akan memancing diskusi dan pemahaman yang lebih dalam.
ilmu yang bermanfaat itu ketika orang lain bisa memetik dan memahami dasar ilmu
yang diberikan
(Ety Prasetya)
Disarikan oleh Angie Izzaty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar