Selasa, 19 September 2017

Teladan keluarga imran

☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Assalamu'alaykum Ummahat yang dicintai Allah🌻

Alhamdulillah pagi ini 📆 Rabu, 20 September 2017/29 Dzulhijjah 1438 H kita bertemu kembali dengan tema seputar _Parenting_

💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Surat Ali Imran adalah surat ke 3 dalam Alquran dan merupakan golongan surat makkiyah.
Keluarga Imran adalah salah satu potret keluarga terbaik yang d ceritakan dalam Alquran.
Beberapa point parentinng yang bisa kita ambil :

🎗 *Teladan dalam Keluarga Imran*

Pada pembukaan kisahnya, keluarga Imran disebutkan sebagai keluarga ideal. Allah memilih mereka melebihi segala umat pada masanya (QS 3: 33) sehingga karena itulah kita layak menjadikan mereka sebagai salah satu teladan dalam membangun kehidupan berkelompok, terutama berkeluarga. Mereka (yang disebut dalam ayat itu) memelihara kemuliaan diri mereka dalam iman dan ketakwaan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi (QS 3: 34).

🎗 *Membangun Keluarga dengan Tujuan*

Kisah berawal ketika istri Imran berdoa kepada Allah agar anaknya yang akan lahir menjadi anak yang saleh dan berkhidmat di Bait al-Maqdis sebagai suatu nazar. (QS 3: 35). Dari situ, kita tahu pentingnya memulai keluarga dengan sesuatu yang positif, salah satunya dengan berharap secara sadar bahwa kita ingin memiliki keturunan yang baik dan saleh. Dalam harapan itu, kita membayangkan secara cukup jelas akan seperti apa anak kita nanti, seperti yang dilakukan istri Imran. Ayat tersebut membuat kita belajar bahwa keluarga perlu dibangun berdasarkan suatu tujuan.

🎗 *Ridha Menerima dan Memahami Perbedaan Anak*

Ketetapan Allah bisa berbeda dengan keinginan manusia. Seorang ibu bisa berharap memiliki anak laki-laki demi suatu cita-cita mulia, tetapi Allah memberinya anak perempuan. “Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan…” QS 3: 36 mengajarkan kita tentang bagaimana ridha dengan karunia Allah berupa anak.

Dalam keridhaan, kita melakukan dua hal. Pertama, memahami bahwa setiap karunia adalah baik dan memiliki kelebihan sehingga apapun ia, ia layak menjadi anak yang dicintai sepenuh hati. Kedua, apapun ia (perempuan atau laki-laki), setiap anak dapat menjadi anak yang baik dan saleh sesuai dengan karakter masing-masing. Itulah mengapa kita perlu belajar tentang perbedaan yang sungguh manusiawi antara karakter anak perempuan dan laki-laki, serta peran masing-masing, dan memperbaiki pola pikir yang tidak adil seperti anak laki-laki lebih berguna daripada anak perempuan.

🎗 *Keseimbangan antara Pendidikan dan Pemeliharaan*

Kisah berlanjut pada kelahiran Maryam, di mana Allah menerima nazar ibunya (QS 3: 37). Apa yang Allah perbuat baginya adalah “Mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah Menjadikan Zakariya pemeliharanya.” Di sini kita belajar pentingnya menyeimbangkan antara dua hal, yaitu memberikan pendidikan dan pemeliharaan secara baik. 
Ayat ini memberikan masukan yang baik bahwa anak tidak hanya butuh pendidik, tetapi juga pemelihara dalam kehidupannya. Sebuah keluarga tidak cukup hanya memberikan anak apa-apa yang penting bagi hidup anak, tetapi perlu juga menjaga anak dari pengganggu-pengganggu (secara fisik, psikis, dan sosial) agar anak tetap berada di jalur yang seharusnya. Keluarga tidak cukup hanya mengisi anak dengan pendidikan (agama, ilmu pengetahuan atau  etika berperilaku), tetapi perlu juga membimbing anak dapat mengamalkan isi kepalanya agar ia bijak  menghadapi realita kehidupan yang sering tidak ideal dan bertahan di dalamnya.
Masyarakat dan sekolah hanya dapat memberikan apa yang bisa mereka berikan dan lepas tangan dari sisanya, tetapi tidak dengan keluarga. Sering kita tidak dapat menyalahkan masyarakat dan sekolah, tetapi mudah menyalahkan keluarga atas masalah yang menimpa anak. Itu karena keluarga memang bertanggung jawab sebagai pendidik dan pemelihara yang utama.

🎗 *Pendidikan dan Pemeliharaan yang Berorientasi*

QS 3: 38 berbicara tentang karakter pribadi Yahya yang merupakan hasil dari pendidikan dan pemeliharaan orangtuanya, yaitu “membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu)…” Hal itu berarti bahwa orientasi pendidikan dan pemeliharaan anak setidaknya menyangkut tiga hal tersebut: agar anak mencintai agamanya, memantapkan diri menjadi sosok yang dapat diteladani masyarakatnya, dan tidak terjebak dalam kesenangan dunia. 

Hal itu memberi masukan agar dalam membesarkan anak, anak perlu dipahamkan kedudukan dan perannya dalam komunitasnya serta bahwa ia tidak hidup untuk keberhasilan pribadinya sendiri, tetapi kelak ia punya tanggung jawab terhadap komunitasnya. Selain itu, penting pula tidak membiarkan anak menggandrungi dunia, kekayaan, kekuasaan, kepintaran, ketenaran, kenikmatan, kelezatan, dan permainan, bahwa semua itu ada tempat dan tujuannya.

🎗 *Bergantung pada Allah*

Dalam kisah keluarga Imran tak satu pun ayat yang tidak menyertakan peran Allah. Allah-lah yang mengabulkan harapan dan yang sesungguhnya melakukan pendidikan dan pemeliharan terhadap manusia ciptaan-Nya.  Orangtua bahkan tidak memiliki anak-anaknya. Keberhasian pendidikan pun adalah karena izin Allah. Manusia tidak dapat berperan sendirian dalam mendidik generasi. Maka dari itu, usaha pendidikan dan pemeliharaan masyarakat tidak bisa tidak harus diawali dengan usaha perbaikan kualitas keberagamaan individu-individu yang membangun keluarga.

🎗 *Peran ibu dalam mendidik dan mendoakan sang anak*

Imran meninggal saat Maryam masih dalam kandungan sehingga Maryam dididik oleh sang ibu yang shalihah. Pendidikan yang benar dari seorang ibu juga doa yang ikhlas akan sangat berpengaruh pada keshalihan sang anak. Jadi kepada para ibu belajar pendidikan yang benar dengan sumber yang benar yang bermuara dari mata air Alquran dan Assunnah. Berdoalah dengan ikhlas dan berbuat baiklah untuk anak-anak kita. Karena ketika Allah menerima amal baik itu maka Allah akan berkenan melimpahkan keberkahannYa bagi anak-anak keturunan kita.
Allahu A'lam
〰〰〰🌿🌷🌿〰〰〰
Tim Tema Diskusi Harian HSMN Pusat

HSMN.Timtemadiskusi@gmail.com

〰〰〰🌿🌷🌿〰〰〰〰〰

📚 *Sumber* :

http://aftinanurulhusna.wordpress.com/2012/10/21/belajar-dari-keluarga-imran/

https://bundafaizfathilabib.wordpress.com/2017/04/11/kisah-keluarga-imran-sebagai-pengokoh-generasi/

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅🔆hsmn🔆🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥facebook.com/hsmuslimnusantara
👥FB: Generasi Juara
📷 instagram: @hsmuslimnusantara
🐤 twitter: @hs_muslim_n
🌐 web:
hsmuslimnusantara.org

🕋🕌🕋🕌🕋🕌🕋🕌🕋🕌

*TIM TEMA DISKUSI HARIAN*
              *HSMN PUSAT*     

_Jazakunnallohu khairan katsira._

🍀🌻🍀🌻🍀🌻🍀🌻🍀🌻

Tidak ada komentar:

Posting Komentar