Kamis, 27 April 2017

Game4 day6

#tantangan 10 hari
#level4
#hari ke 6
#gaya belajar anak
#bunsayiip

Hari ini mendapat foto dari kepala sekolah rafif.

Yg pertama foto dia sedang mengaji Alquran disekolahnya.. seperti di rumah, tangan dan atau kakinya tidak berhenti bergerak. Walaupun dia fokus menghafal  al Quran nya.

Foto yg ke dua sama, Foto dia sedang menghapal Alquran tetapi kali ini dia duduk pada kisi kisi "jendela" kelasnya. Tentunya atas ijin sang guru kelas.Terlihat dia begitu terhanyut dengan hapalannya membuat bunda berfikir apakah dengan cara ini dia hanya dapat menghapalkan lebih baik? Dalam keseharian di rumah dia akan lebih mudah menghafal dengan dia membaca dahulu hapalannya, kemudian di bimbing oleh bunda untuk melakukan setoran 

Dalam belajar pelajaran yg lain pun dia melakukan persis sama. Bahwa dia membaca dahulu materi kemudian rafif dibantu (ditemani) mengerjakan soal soal yg ada.

Memang rafif di sekolahkan di sd Alam, yg metodanya belajarnya lebih banyak praktik dibandingkan dikelasnya.

Hal ini membuat bunda berfikir ulang dan membuat list kembali untuk lebih mengamati gaya belajar mana yg lebih menonjol bagi rafif visual atau kinestetik kah yg dominan. Mungkin ada yg terselip tak terlihat di pengamatan bunda.

Rabu, 26 April 2017

Pendidikan berbasis fitrah dan akhlaq

🔰Pendidikan Berbasis Fitrah dan Akhlaq🔰
*********************************

*Nasihat Cinta untuk (Calon) Orangtua*

Yang pertama kali dilihat seorang bayi di dunia ini adalah rumahnya dan karib kerabatnya. Terlukis jelas di benaknya, refleksi pertama dari kehidupan yang dia lihat pada keadaan orangtua dan cara mereka mencari nafkah. Maka terbentuklah pribadinya yang saat itu masih menerima segala sesuatu dan mudah terpengaruh oleh apapun dalam bentukan lingkungan pertama ini.

Imam al Ghazali mengatakan:
"Anak adalah amanat di tangan kedua orangtuanya. Hatinya yang suci adalah mutiara yang masih mentah, belum dipahat maupun dibentuk. Mutiara ini dapat dipahat dalam bentuk apa pun, mudah condong kepada segala sesuatu. Apabila dibiasakan atau didampingi dengan kebaikan, maka dia akan tumbuh dalam kebaikan itu. Dampaknya, kedua orangtuanya akan hidup berbahagia di dunia dan di akhirat. Namun berlaku sebaliknya. Semua orang dapat menjadi guru dan pendidiknya."
---------------------------

Berikut adalah materi tahapan yang bersumber dari Framework Operasional dan Buku Prophetic Parenting

1⃣ Pendidikan Pra Nikah dan Calon Orang tua
💞 Untukmu, Para Mempelai dan Pendidik Sejati
1. Usaha untuk menikahi wanita Salehah
2. Tujuan pernikahan islam
3. Pernikahan dan hubungan kekerabatan
4. Kelahiran sang buah hati
5. Kabar gembira untuk orangtua
6. Tanggung jawab mendidik
7. Karakter para pendidik sukses
8. Pengaruh kesalehan orangtua pada anak
9. Pahala menafkahi istri dan anak

2⃣ Pendidikan pra Aqil Baligh usia 0-7 thn
🔑Fokus&Penekanan
* Kaya akan pengalaman sensor motorik
* Permainan imajinasi
* Keterbukaan dan bebas
🔑 Sistem Sosial&Penilaian
* Anak belum memiliki tanggung jawab sosial
* Pengamatan dan dokumentasi pengalaman bermain spontan.

🌱 Pralatih 0-2 thn
1. Doa untuk Proses Kelahiran
2. Mendidik Bayi pada Hari Pertama Kelahiran
a. Mengeluarkan zakat (fitrah)
b. Berhak menerima harta waris
c. Pemberitahuan dan ucapan selamat (doa)
d. Menyambut bayi dengan azan dan Iqomat
e. Berdoa dan bersyukur kepada Allah
f. Menyuapi bayi dengan kurma
3. Pendidikan pada hari ke-7
a. Memberikan nama bayi yang baik
b. Mencukur rambutnya dan bersedekah setara dengan berat rambutnya
c. Melaksanakan aqiqah
d. Melaksanakan khitan
4. Mendidik Bayi dengan Menyusui dan Menyapih (Fitrah Seksualitas: didekatkan kepada ibunya)
5. Pemeliharaan dan Perwalian Anak

🌱Pendidikan Pralatih 2-7 thn
💞 Fitrah Keimanan
Membangkitkan kesadaran Allah sebagai Robb, dengan:
1. Menanamkan aqidah dan tauhid (Allah; Kholiqon, Roziqon, Malikan)
2. Menampilkan suri teladan yang baik
3. Menceritakan kisah kisah/Inspiratif/Hikmah
4. Imaji positif, ridho/cinta terhadap diri, Allah, ibadah dan agama.
5. Bersikap adil dan menyamakan pemberian untuk anak (laki2 dan wanita)

💞 Fitrah Belajar
Membangkitkan logika dasar dan nalar, melalui:
1. Bertahap dalam menanamkan pendidikan
2. Belajar bersama Alam, Kehidupan, Eksperimen
3. Mengadakan perlombaan dan hadiah
4. Berbicara sesuai kadar akal anak
5. Menunaikan hak individualitas anak

💞 Fitrah Bakat
1. Berteman dan bermain dengan anak
2. Melatih anak dengan beragam aktifitas
3. Memperkaya wawasan anak
4. Menumbuhkan rasa percaya diri anak
5. Mendokumentasikan aktifitas anak

💞Fitrah Seksualitas
1. Anak didekatkan kepada ayahnya
2. Identitas sdh mulai jelas; bersikap, berbicara, sesuai jenis kelaminnya.
3. Memperhatikan penampilan pakaian dan gaya rambut anak
4. Membimbing toilet training
5. Meminta izin ketika masuk rumah atau kamar orangtua

💞Fitrah Sosial 0-10 thn
1. Selalu menghadirkan wajah ceria kepadanya
2. Menciumnya dengan penuh kasih sayang
3. Bercanda dan bermain dengan anak-anak
4. Mengusap kepalanya sebagai bentuk kasih sayang
5. Membiasakan panggilan kasih sayang dengan nada lembut
6. Membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan
7. Mengarahkan anak untuk meneladani Rasulullah

Selasa, 25 April 2017

Fitrah belajar

🥝Cemilan Rabu 🥑🥝
Materi #4 Memahami Gaya Belajar Anak

📑Fitrah Belajar📜
-------------------------------

"Anakku malas belajar"
Pernah dapat keluhan ini dari teman-teman sejawat?, atau dari tetangga?Saudara? atau kita sendirilah yang mengeluhkan hal ini.

Benarkah anak-anak kita malas belajar?. Atau jangan-jangan kitalah yang terlalu mengkotak-kotakkan pengertian belajar, sehingga menjadi "duduk diam di meja belajar sambil baca buku atau menulis/menyalin".

Fitrahnya setiap anak adalah pembelajar sejati, bagaimana tidak?.
Setiap bayi yang lahir adalah pembelajar tangguh, bayi tidak memutuskan merangkak seumur hidupnya, namun ia menuntaskan belajar berjalan dengan gigih, sampai bisa berlari dan melompat. Setiap bayi yang dilahirkan adalah penjelajah yang penuh rasa ingin tahu (discoverer, curiousity)setiap sudut rumah jadi targetnya. Setiap bayi yang lahir juga penuh dengan daya imajinasi kreatif. Lihat saja, di tangan kanak-kanak kita, sangkutan baju jadi pesawat, kursi jadi kuda pacu, awan dicat berwarna ungu, matahari berubah pink (merah muda) dan lain sebagainya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yang aman dan semangat.

Lalu mengapa bisa berubah menjadi enggan atau malas belajar?. Jangan-jangan kitalah yang telah mengubur dan menyimpangkan fitrah belajarnya.

Apa saja yang bisa mencerabut fitrah belajar anak-anak kita?

1. pendidik (orangtua/guru) yang terlalu menyetir proses belajar anak, sehingga daya kreatif anak lumpuh.

2. pendidik yang terlalu banyak menyarikan materi, anak-anak tidak berkesempatan memaknai dan menemukan asosiasi antara ide-ide, sehingga daya pikirnya tidak terlatih

3. Buku teks yang digunakan tak mengandung ide-ide menggugah

4. Dipakainya kompetisi dan rasa takut sebagai pelecut belajar, sehingga anak-anak bukan belajar karena "rasa ingin tahunya".

*Kita tidak bisa memastikan buku mana yang akan menggetarkan jiwa seorang anak; lukisan atau komposisi mana yang akan memantik apresiasi seninya; kunjungan ke tempat historis mana yang akan membangkitkan kesadaran sejarahnya. Setiap anak akan memberi respon secara berbeda-beda sesuai keunikan minat dan kepribadian mereka. Yang bisa kita lakukan adalah membuka akses selebar-lebarnya untuk mereka pada seberagam mungkin ide yang berharga (Charlotte Mason)*

Banyak orang mengira, kemampuan manusia yang utama dalam belajar adalah adaptasi, padahal semua binatang dan tumbuhanpun, Allah ciptakan mampu beradaptasi. Demikian juga, jika kita menganggap kemampuan utama manusia itu adalah kompetisi, karena sesungguhnya hewan dan jin pun berkompetisi.

*Ketahuilah bahwa kemampuan manusia yang utama adalah mengelola, mengklasifikasi, menginovasi dan mewariskan pengetahuan sebagai produk dari potensi fitrah belajarnya.* Seribu kera bisa dilatih memancing ikan, namun tidak satupun dari mereka mampu menciptakan kail dan mewariskan pada anak-anaknya.

Sesungguhnya setiap anak yang lahir telah memiliki potensi fitrah belajar. Para orang tua/pendidik tidak perlu panik menggegas kemampuan belajar anak-anaknya. Anak-anak hanya memerlukan sebuah ruang terbuka di alam dan hati orangtuanya yang terbuka bagi imajinasi kreatifnya, bagi curiousity-nya, bagi ketuntasan eksplorasi belajarnya, bagi penjelajahan dan petualangan belajarnya, bagi kesempatan untuk semakin menjadi dirinya.

sumber bacaan:
Fitrah based Education, 2016, Harry Santosa, Yayasan Cahaya Mutiara Timur.
💾💾💾💾💾💾💾💾💾💾

Senin, 24 April 2017

Game4day5

#tantangan 10 hari
#hari ke 5
#gaya belajar anak
#bunsayiip

Hari ini kami berencana lari pagi, tetapi karena ayah ada tugas kampus, tinggalah kami bertiga tanpa acara.

Setelah sarapan dan melepas ayah pergi. Bunda berencana membuat Oshibana untuk tambahan asesoris kurumi bunda.

Karena mereka sudah tahu kurumi itu apa, hanya rafif yg bertanya tanaman itu untuk apa? Setelah diingatkan hasil kurumi bunda maka diapun dengan senang hati membantu.

Dengan bersepeda kamipun hunting tanaman yg akan dikeringkan. Kedua anak shaleh bunda larut dalam pencarian tanaman. Bahkan mereka menjadi penunjuk akan tempat tanaman itu tumbuh.

Tentu saja khas anak anak, mereka dengan senangnya berlarian, bermain kejaran, melompat dalam usaha mereka membantu bunda. Tampak mereka enjoy sekali dengan aktifitas luar rumah ini.

Ketika bunda merasa tanaman sudah cukup banyakpun mereka yg enggan berhenti. Setelah diberi pengertian akan proses oshibana dan oshibana itu apa. Baru mereka berhenti meminta bunda meneruskan mencari tanaman. Dengan harapan bunda akan melakukan hunting tanaman kembali nantinya.

Hari yg menyenangkan.

Catatan bunda:
keduanya menyukai kegiatan luar rumah, dan tanpa banyak tanya akan proses pembuatan Oshibana mereka senang diajak mencari tanaman. Salah satu ciri kinestetik. Rafif mengingat hasil kurumi bunda, sehingga dia mau diajak mencari tanaman (visual). Sedangkan faith tanpa bertanya langsung ikut kegiatannya.

Minggu, 23 April 2017

Game4day4

#tantangan 10 hari
#hari ke 4
#level4
#gaya belajar anak
#bunsayiip

Hari ini saat akan makan malam, bunda memberikan tantangan pada kedua jagoannya. Mereka boleh memilih makan apa yg sudah tersedia atau berkreasi sendiri membuat makanan dari bahan dasar telur dan apa saja yg ada di dalam lemari es.

Reaksi di Rafif:

Mencari resep masakan di buku resepnya bunda.

Reaksi Faith:

Makan salak dan memperhatikan yg masnya lakukan.

Kemudian rafif memilih akan memasak martabak, bunda menyarankan untuk membuat masakan yg bisa dimakan dengan nasi. Akhirnya dia pun berkreasi sendiri membuat nasi bersembunyi (mirip nasi pattaya). Yg ditaburi keju dan saos sambal.

Sedangkan faith, karena masih kecil bunda bermain sebagai asisten chef, dan faith chefnya. Ternyata dia membuat sejenis nasi pattaya juga tetapi dengan tambahan sayur kol, keju, dan saus sedikit.

Faith puas dgn hasil masakannya, Rafif merasa kurang, karena dia lupa menambahkan garam.

Catatan bunda:
1. Dari reaksi rafif mengambil buku resep jelas dia berusaha mendapatkan ilmu dengan membaca (visual)
2. Faith, terlihat santai, dia memperhatikan apa yg dibuat mas nya dan berimprovisasi lebih, jelas dia menyerap ilmu dengan cara kinestetik.

Sabtu, 22 April 2017

Game4day3

#tantangan 10 hari
#hari ke 3
#level4
#gaya belajar anak
#bunsayiip

Hari ini keluarga purnomo terbagi 2 ayah dan rafif mengambil rapor di fitrah lebah, bunda dan faith ke tukang urut.

Bunda merasa tidak enak badan, faith pun sudah lama tidak diurut, dan karena ia sedang aktif bersepeda, beberapa kali faith cerita dia jatuh.

Ayah dan Rafif mengantarkan kami urut. Kebetulan sekali ketika kami ke sana antrian terakhir sudah pulang. Sehingga kami tidak lama sudah pulang sendiri dengan ojek.

Saat rafif pulang terjadi percakapan
R: orang yg pake baju ***(karakter kartun hero) itu diurut juga de?

F: yg mana? kayaknya enggak, tadi aku diurut mas, kata nenek urut habis diurut ngak boleh lompat atau lari kenceng dulu.

Trus kata nenek urut ngak boleh makan ciki- ciki dan coklat.

Bunda kasihan mas, belakang punggungnya keluar hitam2 di urut nenek urut.

Tadi dede ngelihat ngak ada mainan di sana, tapi coki coki sekarang ada yg jual di sana.

R: waktu dulu ada ya.
B; iya seingat bunda kodok ya..
R: iya bun kodok...

Catatan bunda:
1. Faith banyak merekam "kata nenek urut" yg menunjukan dia dominan di auditory, tetapi dia juga memperhatikan sekitarnya dan menikmati proses perjalan kami urut yg menunjukan antara visual atau kinestetiknya juga menyerap informasi.
2. Rafif: walaupun Rafif tidak menemani kami urut, hanya mengantarkan kami dari jauh, tetapi dia begitu memperhatikan seorang anak dengan baju karakternya. Sedangkan bunda dan faith tidak tahu bahwa anak yg ada di sana menggunakan baju karakter hero tertentu. Dominasi gaya belajar visualnya begitu menonjol.

Jumat, 21 April 2017

Game4 day2

#day2

#tantangan 10 hari
#level4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip

Hari ini bunda melakukan semacam test pada Faith untuk mengamati apakah benar faith termasuk anak yg memiliki gaya belajar auditory atau visual.

Ketika ayah jemput bunda pulang bekerja, rafif dan faith ikut ayah menjemput. Saat sedang dalam perjalanan terlintas pada bunda untuk menyanyi lagu are you sleeping.. yg belum pernah didengarkan pada faith sebelumnya. Ketika 1 kali bernyanyi. Tdk ada suara dr faith, ulangan ke 2 faith mulai bersenandung, ulangan ke 3 faith meminta bunda menyanyikannya dan dia ikut menyayikannya.

Begitu mudahnnya faith mengingat sebuah lagu asing. Sehingga salah satu gaya bahasa faith adalah auditory harus di diperdalam, sehingga dapat menjadi suatu kelebihan baginya kelak.

Rancang program ramadhan

Mari Rancang Program Ramadhan yg IMANAN (Antusias) dan IHTISABAN (Terukur)

Ramadhan Momen Membangkitkan Fitrah secara Syumul

Islam membuat momen momen ibadah sebagai simbol kehidupan yg unik, baik Sholat dengan simbol imaman (leadership) dan makmuman (followership), ibadah haji dengan semua rukunnya adalah simbol tauhid, jihad, kesiapan dsbnya. Termasuk momen Ramadhan, yang merupakan simbol penggemblengan dan mendobrak kebiasaan rutinitas yg menjebak utk mengembalikan fitrah manusia.

Banyak ulama menyebut Ramadhan sebagai syahrutTarbiyah, ini sesungguhnya pendidikan dalam makna tazkiyah nafs yaitu pensucian jiwa atau proses mengembalikan fitrah manusia. Karenanya puncak Ramadhan adalah 1 Syawal, atau Iedul Fitri, sebagai titik tumpu peningkatan (Syawal) amal setelah masa pembakaran (Ramadhan)

Dalam pandangan ini maka keseluruhan program Ramadhan sebaiknya dirancang dengan penuh antusias (imanan) dan terukur (ihtisaban) berupa  kesibukan amal utk mengembalikan semua aspek fitrah, bukan hanya fitrah keimanan, juga fitrah2 lainnya.

Agar kelak, ketika 1 Syawal, kembali ke fitrahnya sebagaimana bayi yang dilahirkan dengan kesucian Fitrahnya.

Bagi Orangtua

Diantara syarat perlu dan cukup dalam mendidik adalah fitrah orangtua sebaiknya perlahan mulai dikembalikan kpd kesejatiannya. Karena fitrah yg baik para orangtua akan bertemu dengan fitrah yg hanif anak anaknya.

Bila melayari berbagai macam ilmu mendidik dan mengasuh dgn sungguh sungguh, pasti kita akan sampai kembali kpd kenyataan dan kesadaran bahwa semua itu dimulai dari kembalinya fitrah, baik fitrah orangtua maupun fitrah anak anak yang kadung terlewati ditumbuhkan bahkan terciderai krn banyak intervensi.

Kembali ke fitrah berarti kembali kpd kesadaran dan keikhlashan akan kesejatian makna dan peran diri untuk mencapai maksud mengapa Allah menghadirkan kita di muka bumi. Kembali ke fitrah lebih besar dari sekedar kebahagiaan itu sendiri.

Banyak kemudian orangtua bertanya, bagaimana mengembalikan fitrahnya?
Apakah mungkin mengembalikan fitrah yg terlewat atau bahkan menyimpang?

Islam, sesungguhnya, memiliki sebuah momen "kembali ke fitrah" yaitu Iedul Fitrah, yaitu setiap 1 Syawal, yang disebut "seolah kembali suci seperti bayi yang dilahirkan".  Kembali ke fitrah adalahi puncak daripada pendidikan yang panjang selama Ramadhan dengan syarat "imanan" dan "ihtisaban".

Bagi Anak

Ramadhan harus disuasanakan dalam kebersamaan dan keseruan beramal, bukan checklist agar aspek IMANAN tercapai. Ada banyak sikap seperti shabar, syukur, tawakal, tawadlu, tidak serakah dll yang tidak dapat diceritakan semata. Dengan berkegiatan atau beramalah sesungguhnya semua sikap itu akan tertanam dalam jiwa anak.

Dengan merasakan dahaga dan lapar serta keshabaran menunggu berbuka, bangun shahur, keseruan sholat berjamaah di Masjid, mengunjungi dan memberikan bingkisan pada dhuafa, menjalankan proyek proyek sosial di suasana Ramadhan dsbnya akan membangkitkan ghairah kecintaan dan keindahan pada Allah, Rasulullah SAW dan amal Islami.

Karenanya Ramadhan dapat dijadikan momen untuk merancang program "kembali ke fitrah" dengan sungguh sungguh membangkitkan gairah antusias kecintaan kpd Allah (imanan) dan program yg terukur (ihtisaban)

Dari sisi orangtua, bulan Ramadhan dapat dijadikan momen untuk melakukan

1. Tazkiyatunnafs (mu'ahadah, moroqobah, mujahadah, muhasabah, muaqobah). Ini bagian upaya mengembalikan fitrah diri dan fitrah orangtua atau fitrah keayahbundaan.
2. Menyusun Misi dan Visi Keluarga (Family Mission Statement). Ini bagian upaya mengembalikan fitrah keluarga.
3. Merancang Family Project setelah Ramadhan

Dari sisi anak, bulan Ramadhan dapat dijadikan momen untuk melakukan

1. Pemetaan fitrah ananda atau profiling 8 aspek fitrah ananda sebagai landasan perencanaan program
2. Program Ramadhan utk membangkitkan tiap aspek fitrah dengan antusias (imanaan) dan terukur (ihtisaban) , bukan hanya checklist. Yang diukur adalah seberapa aspek fitrah itu terbangkitkan dengan antusias amalan bukan sekedar jumlah amalan,
3. Membangun kedekatan dengan Ananda melalui kegiatan bersama selama Ramadhan

Salam Pendidikan Peradaban

#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Kamis, 20 April 2017

Game4day1

#day1

#tantangan 10 hari
#level4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip

Sore ini bunda sungguh gembira, bangga, dan menangis terharu. Pasalnya anak bujang nya baru mendapat kelulusan tanfidz Al quran juz 30.

Senang bangga akan prestasi yg melangit ini. Mudah mudahan rafif akan terus istiqomah dengan kecintaannya menghapalkan alquran.

Cara rafif menghapal di rumah,  walaupun dulunya belum pandai membaca alquran, dan hanya ditartil bunda per hari 1ayat. Selalu bunda perhatikan ketika menyetorkan halaman, matanya melihat keatas, walaupun tangan atau kakinya tak berhenti bergerak, tetapi mulutnya tak berhenti menyetorkan hapalan ayat Al qurannya.

Walaupun sekarang sudah bisa membaca sendiri, ketika setoran ayat, cara dia berusaha mengingat hapalannya dia pasti selalu melakukan itu. Kalau dr pengamatan rafif sepertinya gaya belajarnya gabungan visual-kinestetik.

Sedangkan untuk Faith, bunda tidak pernah mengajarinya secara khusus, tetapi jika Rafif sedang mengulang hapalan, faith selalu di sekitar kami mengaji, seperti bermain lego, menggambar. Dan sudah beberapa kali bunda test ternyata dia mampu mengulang hapalan kakaknya. Tetapi jika bunda berusaha mengajarinya per ayat seperti mas nya. Dia tidak bisa menghapalkannya. Sepertinya faith gaya belajarnya lebih ke auditory kinestetik. Karena seperti rafif, iapun selama menyetorkan ayat Al Quran ke Bunda kaki dan tangannya tak berhenti bergerak.

Itu baru kesimpulan sementara bunda, mudah-mudahan tantangan 10 hari kali ini bisa memperjelas gaya belajar mereka, sehingga bunda dapat menyikapinya dengan lebih baik untuk strategi belajar mereka

Minggu, 16 April 2017

Shalat jamaah

Suatu hari ada seorang ayah bersama anaknya. Tiba-tiba terdengar suara adzan dari masjid. Kemudian sang anakpun mengingatkan ayahnya tersebut untuk segera menunaikan shalat.

Anak: Ayah, ke masjid yuk? Sudah adzan tuh. (Sang anak mengajak ayahnya untuk sholat jamaah Isya di masjid)

Ayah: Ayo Nak, apa engkau sudah siap?

Anak: Sudah Yah.

Lalu mereka berpamitan dengan istri sekaligus ibu anak itu.

Ayah dan anak: Assalamualaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.

Selesai shalat isya berjamaah, saat di jalan menuju rumah sang anak menanyakan sesuatu kepada ayahnya.

Anak: Kenapa kita harus menjaga sholat jamaah di masjid Ayah?

Ayah: Kita para lelaki memang semestinya sholat jamaah di masjid Nak. Untuk sholat wajib lima waktu.

Anak: Kenapa Ayah? Apa karena wajib Yah?

Ayah: Para ulama berbeda pendapat tentang hukum sholat jamaah di masjid bagi laki-laki anakku. Sebagian mengatakan hukumnya fardhu 'ain sehingga setiap laki-laki muslim wajib sholat lima waktu berjamaah di masjid.

Sebagian ulama mengatakan hukumnya fardhu kifayah, sehingga harus ada sholat jamaah di masjid tiap kampung. Kalo sdh demikian yang lain TDK berdosa. Namun jika tidak ada sholat jamaah di suatu kampung maka semua laki-laki muslim kampung itu berdosa meski mereka sudah sholat sendirian.

Yang ketiga, hukumnya Sunnah muakadah, artinya tak boleh sholat jamaah ditinggalkan terus-menerus tanpa udzur. Itulah ringkasnya anakku.

Anak: Tapi saya lihat Ayah sebagaian orang tak perhatikan masalah ini Yah?

Ayah: Inilah jaman kemunduran Islam Nak. Sholat yang merupakan ibadah yang paling agung pun tak diperhatikan. Apalagi bagi para aktivis dakwah ini perkara yang mesti tak boleh diabaikan.

Anak: Kenapa Ayah?

Ayah: Anakku, kebiasaan para pejuang Islam sejak jaman Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya tak ada yg tinggalkan kebiasaan sholat jamaah ini.

Ini adalah kebiasaan mereka para pendahulu kita. Aneh jika ada aktivis dakwah tapi lalai terhadap hal ini. Ini merupakan pengabaian terhadap keutamaan yang agung Nak.

Bagaimana mereka akan mampu memikul beban dakwah jika tidak dengan pertolongan Rabb-Nya. Tapi bagaimana mereka ditolong Rabb-Nya jika panggilan Rabb-Nya diabaikan? Tidak dijawab? Tidak didatangi? Bagaimana mereka bisa dekat dengan RabbNya? Kalo seperti itu pejuang macam apakah mereka? Laa hawla walaa quwwata illaa billaah.

Anak: Kalo begitu sangat penting perkara ini ya Yah?

Ayah:Iya Nak, terlepas adanya khilafiyah pada ulama tentang hukum sholat jamaah bagi laki-laki. Namun dari aspek lain itu sangat penting. Ingat Nak engkau harus perhatikan hal ini. Engkau harus jaga sholat jamaah di masjid kecuali ada udzur.

Anak: Insya Allah siap Ayah!

Mereka akhirnya tiba di rumah, kemudia memberikan salam kepada bunda yang juga sudah sholat isya di rumah.

Semoga kita dapat mengambil dari kisah di atas.

Gaya belajar anak

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang  Materi #4_

*MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR*

Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.

Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.

Sehingga  anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”.

Jaman berubah, dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan. 

Dari sisi orangtua/pendidik:

*Apabila anak tidak bisa belajar dengan cara/gaya kita mengajar, maka kita harus belajar mengajar dengan cara mereka BISA belajar*

Dari sisi anak/siswa:

*Setiap anak/siswa PASTI BISA belajar dengan baik, setiap anak akan belajar dengan CARA yang BERBEDA*

Sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak ( Learning Styles) dan memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik ( Teaching Styles ) karena kedua hal tersebut di atas akan berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak ( Working Styles ).

Karena kalau tidak, kita dan anak-anak akan masuk kategori masyarakat buta huruf abad 20, yang didefinisikan Alvin Toffler sbb :

*Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu  yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar*

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang gaya belajar ada baiknya kita memahami terlebih dahulu untuk apa anak-anak ini harus belajar. 

Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu :

a.Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak ( Intellectual Curiosity)

b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya ( Creative Imagination)

c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( Art of Discovery and Invention)

d.Meningkatkan akhlak mulia anak-anak ( Noble Attitude)

Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita /selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar *Aha! Moment*( teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar?

Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya?

 

Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak.Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.

Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. 

Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak  melalui indra yang kita miliki. 

Tiga macam modalitas belajar anak:

☘Auditory  : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.

☘ Visual : modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.

☘ Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
             

Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detil, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.
 

📌GAYA BELAJAR VISUAL ( Belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya belajar visual, mata / penglihatan (visual) memegang peranan penting dalam belajar, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan ibu/guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya/ibunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. 

📌 Ciri-ciri gaya belajar visual :

🌷Bicara agak cepat

🌷Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi

🌷Tidak mudah terganggu oleh keributan

🌷Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar

🌷Lebih suka membaca dari pada dibacakan

🌷Pembaca cepat dan tekun

🌷Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata

🌷Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato

🌷Lebih suka musik

🌷Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

📌Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

📝Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.

📝Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

📝Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

📝Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

📝Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

📌GAYA BELAJAR AUDITORI (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka ibu/ guru sebaiknya harus memperhatikan siswa/anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan.

Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori dibandngkan dengan mendengarkannya.

Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

            
📌Ciri-ciri gaya belajar auditori :

🌷Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri

🌷Penampilan rapi

🌷Mudah terganggu oleh keributan

🌷Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat

🌷Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

🌷Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

🌷Biasanya ia pembicara yang fasih

🌷Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

🌷Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

🌷Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual

🌷Berbicara dalam irama yang terpola

🌷Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

📌 Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

📝Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

📝Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

📝Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

📝Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

📝Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

📌  GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak  yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan

📌  Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

🌷Berbicara perlahan

🌷Penampilan rapi

🌷Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan

🌷Belajar melalui memanipulasi dan praktek

🌷Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

🌷 Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

🌷Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita

🌷Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

🌷Menyukai permainan yang menyibukkan

🌷Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu

🌷Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

📌Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

📝Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

📝Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).

📝Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

📝Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.

📝 Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik

Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya bekerja kita.

Hal ini akan lebih membuat kita bahagia menjalankan proses belajar. Dijamin proses belajar juga tidak akan pernah berhenti dari buaian sampai ke liang lahat.

 

Anak-anak sangat menyukai bermain, karena energi yang dimunculkan ketika bermain tidak akan pernah habis. Apabila kita bisa memaknai belajar dan bekerja selayaknya anak-anak bermain, sudah dapat dibayangkan betapa asyiknya belajar dan bekerja dalam kehidupan ini. Karena setiap saat anak-anak akan menemukan energi yang terbarukan dalam proses belajarnya dan kita akan mendapatkan energi yang terbarukan dalam proses bekerja.

*Don’t Teach me , I Love to Learn*

 Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚Sumber Bacaan:

_Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13: 978-1929284009_

_Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, Kaifa, 2014_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016_

Sabtu, 15 April 2017

Aliran rasa game3 bunsay

# family project
# iip
# bunda sayang
# kuliah bunsay iip

My family my team

Terasa sekali perubahannya, pergolakannya, berbagi pendapat, Keharmonisan, berbagi keceriaan. Sekata dalam melakukan kegiatan itu menyenangkan.

Saling tolong, saling bantu menjadikan keluarga kami lebih solid. Bahkan kamipun memiliki kesepakatan untuk menetapkan hari sabtu dan minggu hari keluarga, tentunya untuk meneruskan melakukan proyek bersama.

Dalam melakukan proyek seluruh keluarga mendapatkan pengajaran yg berarti, lebih mengenal dan mencintai satu sama lain.

Terima kasih iip bunda sayang, ibu Septi, pada fasil, team kordi, teman teman, juga guest kejutan yg selalu memberi inspirasi.

Salam kami keluarga purnomo. Terimakasih atas semuanya.

Selasa, 11 April 2017

Jualan roti tgl 11 april 2017

Tadi siang bunda di wapri sm ibundanya mutia temannya rafif, ia mau pesan 2 buah roti rasa coklat keju.

Antara senang dan bingung, senang karena roti raffa bakery dikenal dan laku juga. Bingung roti di rumah masih ada tapi rasa coklat keju habis, kebetulan kejunya habis juga. Harus buat lagi tapi buatnya berapa ya?

Ketika jalan pulang kerja akhirnya di pikiran bunda sdh di putuskan untuk buat 1/2 resep saja. Agar tidak terlalu banyak lebih nya.

Sampai di rumah ngobrol bareng anak lanang soal pesanan temannya. Jawabannya cukup mengejutkan.
R: "Kok tadi di sekolah mutia tidak pesan ya? "
B: Memang di sekolah ada yg pesan fif?
R: ini daftar pesanannya..
B: Hah..banyak amat? Emang rafif bilang kita jualan?
R: Enggak sih tapi mereka pesan saja.. hari ini bunda buat kan?
B: guubbrak.. 36 buah plus 2 buah pesanan di bunda. InshaAllah ya nak..

Note: rezeki jangan di tolak.. Alhamdulillah.. semoga membawa berkah dan pelajaran bagimu anakku.

Senin, 10 April 2017

Resume HEbAT 30.03.2017

🌿💫🌿💫🌿💫🌿💫🌿
📖 *Resume DisWap Grup Kader Nasional HEbAT*🖊

*_Belajar melalui pemagangan_*

Rabu, 30 Maret 2017

*Narsum :* Bapak Agus Gusnul Yakin
*Admin:* Bunda Deasy
*Host:* Bunda Dini
*Moderator & Notulis:* Ayah Muji
___________________________
👨‍🎓Profile :
*Agus Gusnul Yakin*

Pria yang lahir di Ciamis, 7 Pebruari 1976 ini memiliki  bakat  _ideation, maximizer, futuristic, developer, empathy, harmony, belief._

Ia merupakan co-founder Sekolah Alam Bogor. Saat ini aktif sebagai Direktur Sekolah Alam Bekasi, Coach di SMX Young Ecopreneur School, serta bergiat di Jaringan Sekolah Alam Nusantara.

Saat ini tinggal bersama istri dan dua anaknya di Taman Seruni I No. 3, Kampung Salam, Tanah Baru, Kota Bogor.

Dapat dihubungi via:
WA: 081282135107
Email: gusnul50@gmail.com
⛳🎯⛳🎯⛳🎯⛳🎯⛳🎯⛳
___________________________
*Materi :*

*Belajar Melalui Pemagangan*
_(Menempa Mental, Mengasah Bakat)_

*(Oleh: Agus Gusnul Yakin)*

Belajar melalui pemagangan sudah tidak diragukan lagi efektivitasnya. Dalam pemagangan, belajar pengetahuan dan keterampilan langsung dikaitkan dengan konteks dan aplikasi nyata, tidak sekedar teori.

Di dunia kerja, pemagangan biasa dilakukan kepada calon pegawai. Sementara di dunia pendidikan konvensional, pemagangan lazimnya diadakan di tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Di usia SD dan SMP masih sangat jarang, kecuali sekolah-sekolah alternatif dan homeschooling. Apa urgensinya magang di usia anak-anak?

Pembahasan pentingnya pemagangan di usia menjelang AqilBaligh barangkali sudah sering dibahas di komunitas ini. Kita tentu masih ingat kisah Rasulullah yang magang berdagang bersama pamannya sejak usia 11-12 tahun. Pun tradisi magang yang dilakukan para pemuda yang kemudian menjadi ulama dan tokoh-tokoh besar pada zaman keemasan Islam. Lalu, bagaimana mengadaptasikan kegiatan pemagangan untuk anak-anak menjelang AqilBaligh di usia 11 – 15 tahun?

Saya mencoba berbagi pengalaman seputar kegiatan pemagangan untuk anak-anak pra AqilBaligh berdasarkan eksperimen yang kami lakukan di Sekolah Alam Bogor.

Menurut saya, tujuan utama pemagangan untuk anak-anak usia pra AqilBaligh adalah menempa mental dan mengasah bakat. Saat pemagangan, mentalitas anak-anak ditempa, karena mereka harus beradaptasi dengan situasi di kehidupan nyata serta menghadapi tantangan baru yang mungkin tidak selalu nyaman bagi mereka. Di sisi lain, pemagangan juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mencoba mengalami beragam kegiatan baru, yang barangkali sebagiannya merupakan kegiatan-kegiatan yang kemudian mereka senangi dan menjadi potensi kekuatan mereka kelak.

Yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan pemagangan bagi anak-anak usia pra AqilBaligh adalah pentahapan. Sederhananya, pemagangan sebaiknya dimulai kepada orang-orang di lingkung terdekat sebelum di lingkung yang lebih jauh. Berdasarkan tahapannya, saya membagi pemagangan menjadi beberapa level sebagai berikut:

*Magang Level 1: Lingkung Rumah*
Orang tua merupakan role model yang paling berpengaruh terhadap anak-anak. Karena itu penting bagi orang tua untuk menunjukan adab dan sikap profesionalitas yang baik dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di rumah. Fokus magang kepada orang tua adalah membudayakan adab dan melatih keterampilan hidup dasar agar anak-anak bisa melayani dirinya sendiri. Ini penting agar nanti saat magang tahap lanjut, anak-anak tidak menyusahkan orang lain.

*Magang Level 2: Lingkung Tetangga/Kampung*
Pada tahap ini, anak-anak diajak untuk magang kepada tetangga dengan beragam profesinya. Fokus magang di level ini adalah melatih adab dalam berinteraksi dengan orang lain serta memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mencoba beragam kegiatan. Anak-anak juga perlu dimagangkan dalam (kepanitiaan) kegiatan-kegiatan di tingkat kampung. Durasi magang di level ini sebaiknya tidak terlalu lama, maksimal satu pekan per sesi magang, secara individual maupun kelompok.

*Magang Level 3: Lingkung Kota/Daerah*
Selain dilatih mengenal (potensi) diri, anak-anak juga perlu dilatih mengamati lingkungan. Karena setiap kota/daerah memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Mengenal potensi kota dapat dilakukan melalui kegiatan magang bisnis/profesi tematik di lingkung kota. Magang di lingkung kota juga berguna untuk melatih keberanian, karena anak belajar bepergian dalam jarak yang lebih jauh secara mandiri. Kegiatan magang di level ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok (1 tempat magang untuk beberapa anak) dengan durasi 1-2 pekan.

*Magang Level 4: Regional/Nasional*
Di level ini anak-anak diajak untuk magang di luar kota untuk melatih kemandirian mereka. Biarkan anak merasakan hidup dalam keterbatasan agar mereka juga mampu beradaptasi dalam keadaan yang tidak nyaman. Tujuan lainnya adalah untuk mengenalkan bidang-bidang bisnis atau mempelajari keterampilan-keterampilan spesifik. Magang dapat berlangsung secara berkelompok selama 2 pekan sampai 1 bulan dengan tinggal di lokasi magang.

*Magang Level 5: Bersama Maestro*
Saat anak sudah mengenali potensi dirinya dan sudah mempunyai pilihan bidang bisnis atau profesi yang akan ditekuninya, itulah saatnya dia belajar lebih dalam dengan magang bersama maestro. Dalam magang ini, idealnya anak terlibat dalam bisnis/kegiatan dan nempel dalam keseharian sang maestro. Magang bersama maestro sebaiknya dilakukan secara individual dalam jangka waktu yang lebih lama.

Agar magang efektif, orang tua/pendidik perlu mencarikan figur-figur yang tepat serta bersedia dimagangi oleh anak-anak. Tidak usah memaksakan diri dengan kriteria sosok maestro sempurna yang punya keahlian sekaligus keteladanan akhlak, karena jumlahnya pasti sangat sedikit. Yang penting mulailah menginventarisir dan mendekati orang-orang beragam profesi yang bersedia menemani anak-anak tumbuh. Percayalah, niat baik akan selalu menemukan jalannya.

___________________________
*Sesi Diskusi (Tanya - Jawab)*

1⃣ *Sofwa - Banten*

Mau tanya bgmn utk memotivasi anak agar mrk mau magang? Kadang diminta k rumah tetangga saja malu☺

*Jawab:*

Wlkmslm. Berapa usianya Bu? Pada dasarnya setiap anak pasti punya bakat hubungan sosial yg berbeda. Anak WOO tinggi pasti lebih mudah bergaul.

Untuk anak yg masih kecil orang tua perlu rajin mengajak anak berinteraksi dengan orang lain. Juga mempertemukan mereka dengan orang2 yang mempunyai kemampuan yg menarik.

Intinya bertahap saja, jika belum siap magang, jangan dipaksakan. Perbanyak interaksi aja dulu melalui kunjungan2 dsb.✅

*_Tanggapan_*

*Sofwa- Banten:*

Usia 16 dan 15 th. Sifat mrk kurleb sama dg sy dulu,klo blm kenal agak kaku n susah adaptasi jd rada ga nyaman.

*Jawab :*

Utk usia tsb anak sudah bisa diajak diskusi. Pahamkan manfaat magang buat mereka. Jika masih malu sendiri, ada baiknya magang secara berkelompok. Pastikan juga ada pembimbing magang dari kita, bisa ayah ibu sendiri atau meminta/merekrut kakak pembimbing.

Kadang ada juga anak yang tidak mau magang karena tdk mau keluar dari zona nyaman di rumah. Untuk kasus seperti ini harus agak'dipaksa' dicemplungin 😊✅

2⃣ *Bunda Ratna - Solo*

Assalamualaikum pak Agus

Anak saya kelas 2 SMP laki laki.  Suka dgn kegiatan Out Dor. 
Seperti Offroad Air Soft dan kebetulan pernah ikut diklat TIM SAR.

Ijin bertanya. 
Untuk magang yang seperti apa yg pas untuk kriteria anak seperti itu.

*Jawab:*

Wa'alaikumussalam. Pada tahap awal bisa dimagangkan pada instruktur outbound di event2 lokal. Tahal selanjutnya bisa dimagangkan kepada pengelola wisata petualangan.✅

*_Tanggapan_*

*Ratna- Solo :*

Bagaimana jika value magang belum selaras dgn yg kita pegang teguh.  Sedangkan vitroh keimanannya blm baik.

*Jawab :*

1. Memang perlu selektif dalam memilih maestro atau tempat magang. Kita harus rajin survey dan dialog dengan maestro tsb. Tidak usah ragu juga untuk memahamkan values kita.

2. Di sini pentingnya ada pembimbing magang yang kita percaya. Pembimbing/mentor tdk mesti full mendampingi, tapi ia intens memantau kegiatan dan perilaku anak di tempat magang. ✅

3⃣ *Ayah Hendri - Depok*

Sesuai yg ditulis ust Agus, magang dilakukan bertahap dr lingkup keluarga hingga maestro.

Apakah ada parameter/tolok ukur yg bisa dipakai utk menilai anak kita sudah pantas naik tahap demi tahap tsb?.
Terimakasih

*Jawab:*

Bisa dilihat dari kesiapan mental anak dan kemandiriannya. Indikatornya:
1. ada kemauan dan keberanian untuk mengambil tantangan baru
2. Kemampuan dia melayani diri sendiri, tidak merepotkan orang lain ✅

4⃣ *Tutut- Jogja*

Adakah batasan usia untuk setiap level magang. Atau disesuaikan pecapaian anak di level sebelumnya ?

*Jawab :*

Tidak ada batasan usia, disesuaikan dengan pencapaian level saja. Tapi pada umumnya, magang level 1 dan 2 bisa dilakukan anak usia SD5-6. Magang level 3-4 usia SMP. Magang level 4-5 usia SMA. 🙏🏻✅

5⃣ *Bunda Rita, kota Banjar*

Pak Agus, kami sudah membuat planing bab magang ini. Mulai dari tetangga lewat program susur desa. Banyak ternyata potensi untuk magang.
Tapi mereka masih aneh dengan kami.

Akhirnya rencana mau magang dulu ke sepupu mereka di luar kota, targetnya untuk evaluasi  adab, belum ke yg berkaitan dg  passion apalagi talents anak.
Sudah tepatkah keputusan kami?

*Jawab :*

5⃣1. Pada umumnya orang tidak mau dimagangi karena merasa tidak layak dan takut repot. Kalau merasa tidak layak, disampaikan saja bahwa anak kita hanya ingin ikut belajar kegiatan yg bisa beliau lakukan. Utk awal tdk usah durasi lama. Cukup 1-2 jam per hari.

2. Kalau anaknya mau, tdk masalah ke luar kota pun, apalagi di tempat saudara. Tapi harus buat kesepakatan dengan anak kita agar dia siap melayani diri sendiri. 🙏🏻✅

6⃣ *Bunda Gita - Depok*

1. Magang di lingkung tetangga atau kampung, harus yg dekat rumah ya? Jika tetangga di dekat rumah rata2 pekerja kantoran, bagaimana magangnya sementara yang bersangkutan pun hanya punya waktu di akhir pekan padahal sebaiknya magang dilakukan selama sepekan.

2. Memilih tempat magang tergantung dari minat dan bakat anak? Anak2 saya masih 3 dan 5 tahun, berarti saya baru bisa lihat minat dan bakatnya di usia sekolah ya?

*Jawab :*

1. Indikator lingkung tetangga/kampung adalah sejauh anak bisa mencapainya dengan jalan kaki atau naik sepeda. Jika di komplek kita kebanyakan pekerja kantoran, mungkin bisa ke kampung sebelah. Durasinya bisa sepekan, tapi cukup 1-2 jam per hari.

2. Usia 3 dan 5 tahun tidak usah dulu magang. Distimulasi aja fitrahnya, agar pada usia 10-11 tahun siap belajar magang. Pada usia SD kita stimulasi anak dengan benyak ragam kegiatan, sambil diamati senangnya di mana. Pengamatan kumpulan senangnya anak sangat berguna dalam menentukan opsi tempat magang. 🙏🏻✅

_*Tambahan dari Narsum*_

Ijin menambahkan, Berkaitan dengan passion/bakat, magang level awal tujuannya untuk tour the talents. Bagian dari upaya kita untuk menemukan kumpulan senangnya anak di aktivitas apa.

Tapi magang level maestro, menurut hemat saya sebaiknya anak sudah melewati self discovery, kenal potensi diri. 🙏🏻✅

7⃣ *Adit, Bandung*

Saya masih belum terbayang, bagaimana teknis pemagangan anak dengan Maestro itu? Mungkin bisa diberikan beberapa contoh nya.

*Jawab :*

Magang level Maestro di sekolah alam bogor kami lakukan paling cepat di usia SMP kelas 3, setelah self discovery terlewati.
Sebagai contoh, ada anak yang senang dengan kegiatan konservasi. Sekarang sedang saya fasilitasi untuk magang kepada maestro bambu indonesia. Harapannya anak tsb bisa nempel dalam keseharian maestro tsb. Termasuk ikut visit kebun, ketemu pangrajin, rapat dgn klien dsb. 🙏🏻✅

8⃣ *Vina - Serang*

Assalamualaikum pak agus... proses magang ini bisa disebut juga tour de talent, apakah saat melakukan tour de talent.. ada panduan mana dulu yang harus diprioritaskan untuk dikunjungi? Seberapa besar keterlibatan orang tua mengenai aktifitas magang ini. Kemudian apakah aktifitas magang ini bisa juga diterapkan bagi anak dengan adhd Syndrome?

*Jawab :*

Wa'alaikumussalam.
1. Dalam tour de talents tidak ada prioritas aktivitas mana dulu. Didorong aja  anak untuk mencoba berbagai kegiatan, mengunjungi berbagai event, ikut berbagai klub. Amati dan catat pada kegiatan apa anak nampak enjoy. Sebaliknya jangan paksa untuk lanjut jika dia tidka enjoy.
2. Peran ortu tentu sangat penting untuk memfasilitasi kesertaan anak pada berbagai kegiatan (yang sebagiannya mungkin berbiaya), juga pada proses pengamatan senangnya anak di mana.

3. Anak berkebutuhan khusus juga bisa magang, tapi perlu didampingi shadow. Jika kekuatannya sudah ditemukan, tidak usah berlama2 tour de talents, langsung fokuskan aja pada strengths dia. 🙏🏻✅

9⃣Rini Hendra- Makassar

Bgmn kita memilih tempat yang baik untuk magang anak2 kita. Hrs ada kriteria nya? Atau boleh sembarang saja?

*Jawab :*

1. Prioritaskan magang ke orang2 yang sudah kita kenal atau kita punya akses ke ownernya
2. Prioritaskan yang punya values yang sama
3. Ada keahlian/keterampilan khusus yang menarik dipelajari🙏🏻✅

🔟 *Bangun Kuntoro-Surabaya*:

☝saya Bangun kuntoro,  ayah dari 3 anak yang umurnya di atas 10 tahun semua. 

1. Apakah mondok itu juga bisa dikatakan sebagai magang kepada maestro seperti pada point 5?
2. Anak sulung saya,  sekarang di kudus dan sudah 3 tahun ikut klub bulutangkis disana.  Apakah magang kepada maestro itu bisa berganti ganti orang (pelatih/klub) dan apa ada efeknya jika bertahan terlalu lama di satu maestro?

*Jawab :*

1. Mondok jika ada interaksi langsung dengan kyai bisa disebut magang kepada maestro, apalagi jika passionnya di bidang agama. Tapi kalau semacam boarding school atau pesantren yang massal, menurut saya belum bisa disebut magang kepada maestro 🙏🏻

2. Magang bisa berganti-ganti maestro. Seperti ulama2 terdahulu biasa magang ke banyak ulama lainnya. Manfaatnya semakin memperluas keilmuan, mempertajam keahlian dan semakin arif dengan perbedaan 😊✅🙏🏻

1⃣1⃣ *Lis Mataram*

Apakah aktifitas berkemah dan clubing termasuk magang?
Apakah tahap2 yg magang tersebut harus berurutan?  Apa saja hal yg umumnya menghambat anak untuk melalui tahap demi tahap pada proses magang?

*Jawab :*

1. Kemah dan club tidak termasuk magang. Disebut magang jika ada satu figur yang jadi role model. Dan yang dipelajari tidak hanya keterampilan/keahlian, tapi juga nilai2.
2. Sebaiknya berurut sesuai kesiapan anak.
3. Yang menghambat biasanya kesiapan mental anak. Anak2 skrg, terutama di perkotaan, cenderung tdk mau keluar dari zona nyaman berbasis gadget 😊✅

1⃣2⃣ *Rima - Banyumas*

Pak anak saya seorang seniman. Dia menyukai doodle art. Tp sy blm menemukan maestro yg tepat utk ini. Karena terus terang saya juga masih blank ttg seni yang satu ini.
Disisi lain dia juga sangat menyukai kegiatan2 outdoor.
Bolehkah sy carikan tpt magang bukan hanya karena alasan bakat saja, tapi utk sekedar menguatkan mentalnya saja? Atau sekedar tour the talents sja?

*Jawab :*

Kalau untuk menguatkan mental, selain magang juga bisa dicobakan mengikuti camping, ekspedisi, live in atau kegiatan lain.

Kalau memang senang kegiatan outdoor, magangnya bisa kepada maestro kegiatan outdoor. Sepengalaman saya, maestro outdoor lebih terbuka untuk dimagangi. 🙏🏻✅

_*Tanggapan*_

*Rima :*

1. Pak bagaimana jika ternyata kita tidak berhasil menemukan maestro yg cocok misalnya dgn bakat seni nya tadi?

Untuk yang outdoor insyaallah sedang saya carikan maestronya.

2.Jika kita tdk menemukan maestro yg tepat akankah bisa berpengaruh pd pengembangan bakatnya kelak?

*Jawab :*

1. Temukan dulu ekosistemnya ada di mana, baru cari dan pilih maestronya. Ekosistem kreatif tumbuh subur antara lain di Bandung, Jogja, Bali. Usahakan jalan2 dan eksplorasi kota2 tsb sambil menjalin silaturahim dengan maestro yang ditemui.

2. Jangan khawatir, mencari dan menemukan maestro merupakan proses yang panjang. Jika merujuk pada AI (Apreciative Inquiry), siklusnya adalah Discover-Dream-Design-Delivery. Jika pada tahap self discovery kita belum menemukan maestro tidak usah khawatir. Masih ada tahap belajar selanjutnya.

*Rima :*

Apa pak tahap belajar selanjutnya yg dimaksud?

*Jawab :*

Kalau di sekolah kami, anak tahap self discovery & dream targetnya di usia SMP. Di usia SMA anak masuk fase mendesain karir dan memulai jam 0 nya. Bisa jadi ketemu maestro saat di di usia SMA atau setelah itu. Insya Allah kalau anak kita sudah punya peta jalan hidup yg sesuai strengths-nya, dia aka menemukan maestronya. 🙏🏻✅
____________________________
*Penutup*

Kunci keberhasilan program magang dimulai dengan menginventarisir sebanyak mungkin maestro dan tempat magang. Agar lebih mudah, Ayah Bunda bisa bisa dipikirkan magang tematik. Misal:
1. Agrifarm
2. Food & Culinary
3. Artisan Product
4. Ecotourism
5. IT & Media
6. Art
7. Sport & Adventure
8. Dll

Perbanyak silaturahim, kunjungan event, jalan-jalan. Catat setiap orang yang punya keahlian menarik. Bangun komunikasi.

Insya Allah ayah bunda punya banyak alternatif maestro dan tempat magang.

Semoga bermanfaat 🙏🏻🙏🏻✅

======S E L E S A I====

Minggu, 09 April 2017

Kata dlm bhs arab

Ayo mengenal ungkapan #BahasaArab dasar
____
ungkapan yang biasa digunakan dalam Bahasa Arab
🌸terima kasih - syukran (شكرًا )
🌸sama sama - afwan ( عفواً )
🌸saya minta maaf - aseef (asif) ( آسف )
🌸baiklah - hasanan ( حسناً )
🌸mungkin - rubbama (ربما )/yumkin
🌸awas! - intabih ( انتبِه )
🌸berhati hatilah - ihzar ( احذر )
🌸jangan lupa - la tansa' ( لا تنسىٰ )
🌸samiinatun - gemuk ( سمين )
🌸Tawiilun - panjang ( طويل )
🌸Qasirun - pendek ( قصير )
🌸khofiidhun - rendah ( خفيض )
🌸nahiifun - kurus ( نحيف )
🌸yaum - hari ( يوم )
🌸usbu' - minggu ( أسبوع )
🌸syahr - bulan ( شهر )
🌸sanah - tahun ( سنة )
Ucapan dalam bahasa arab .
🌻Selamat malam - laila sa'idah ( ليلة سعيدة )
🌻sobahul khair - selamat pagi ( صباح الخير )
🌻ucapan balas sobahul khair - sobahannur ( صباح النور )
🌻semoga berjaya - bitaufiq wannajah ( بالتوفيق والنجاح )
🌻salam ukhuwah - salam perkenalan ( سلام اخوة )
🌻jazakallah hukhairan - semoga Allah membalas jasa kebaikanmu ( جزاك الله خيرا )
🌻naharun sa'idah - selamat siang
🌻azhoma allahu ajrak - semoga Allah memuliakan amalan kamu ( عظّم الله أجرك )
🌻uhibbuki - saya sayang kamu (perempuan) ( أحبكِ )
🌻uhibbuka- saya sayang kamu (lelaki) ( أحبكَ )
Ganti nama/personal pronouns
🙋..aku/saya - ana ( أنا )
👦..kamu (lelaki) - anta ( أنتَ )
👧..kamu (perempuan) - anti ( أنتِ )
👨..dia (lelaki -seorang ) - huwa ( هُوَ )
👩..dia (perempuan-seorang) - hiya ( هِيَ )
👬👭..dia (lelaki/perempuan -2orang) -huma ( هماَ )
👬👬..dia (lelaki -3 dan keatas) - hum ( هُمْ )
👭👭..dia (perempuan-3 dan keatas) - hunna ( هنَّ )
👪..kami - nahnu ( نحنُ )
👯👯..kalian (ramai) - antum ( أنتم )
👫👫..mereka - hum ( هُمْ )
😱 ..cantik = jamiilah ( جميلة )
😲..jelek = qabih ( قبيح )
😊..Bersih = nadziifun ( نظيف )
😪..Malas = kaslaan ( كسلان )
📚..Ata'allamu = saya belajar ( أتعلم )
🍔..a'kulu = saya makan ( أاكل )
🍹..Asyrobu = saya minum ( أشرب )
📖..Aqrou = saya membaca ( أقرا )
📝..aktubu = saya menulis ( أكتب )
📢🚶..Atakallamu = saya berbicara ( أتكلم )
✊..Amsiku = saya memegang ( أمسك )
💼..A'malu = saya mengerjakan ( أعمل )
👔..Albasu = saya memakai ( ألبس )
🚦..Toriiqon = jalan ( طريق )
🏡..Baytun = rumah ( بيت )
✏..Mirsamun = pensil ( مِرسم )
✒..Qolamun = pulpen ( قلم )
🚫..Mimsahatun = penghapus ( ممسحة )
💡..Mishbaahun = lampu ( مصباح )
📋..Sabbuurotun = papan tulis ( سبورة )
😃..Kaifahaluka- apa khabar (lelaki) ( كيف حالكَ )
😄..Kaifahaluki- apa khabar (girl) ( كيف حالكِ )
🏠..Askunufi- saya tinggal di ( أسكن في )
🙈..Umri- umur saya ( عمري )
😀..Masmuki? Siapa namamu (untuk perempuan) ( ما اسمكِ )
😉..Masmuka? Siapa namamu (untuk laki2) ( ما اسمكَ )
👧..Ana tilmiidzatun = saya seorang murid (untuk perempuan) ( انا تلميذة )
👦..Ana tilmiidzun = saya seorang murid (untuk laki2) ( انا تلميذ )
😴..Ahlam Saiidah = semoga mimpi indah ( احلام سعيدة )
😰..Syafakallah-smoga Allah menyembuhkn kamu ( شفاك الله )
smoga bermanfaat
🎵♪BELAJAR BAHASA ARAB♪🎵
👭*Ukhwahfillah = Pshabatan Krna Allah ( اخوة في الله )
👧*Ukhtin = Kakak @ Saudara Perempuan ( اخت )
👦*Akhun = Abang @ Saudara Lelaki ( أخ )
👳*Zauj = Suami @ Pasangan (L) ( زوج )
👰*Zaujah = Isteri @ Pasangan (P) ( زوجة )
🙏*Asiff Jiddan = Saya minta maaf sangat2 ( آسف جداً )
👯*Ukhwahfillah Abadan Abada = Psaudaraan krna Allah Selama2nya ( اخوة في الله أبداً ابدا )
💪*Fa'idza Adzamta fatawakkal'alallah = Stelah kmu brazam maka bertawakallah pd Allah ( فإذا عزمت فتوكل على الله )
😭*Inni Akhafullah = Sesungguhnya aku takut kepada Allah (إني أخاف الله)
😍*Maafi Qalbi Ghairullah = Tiada di hatiku selain Allah ( مافي قلبي غير الله )
😅*Lau Samatha = Maafkan saya ( لَو سمحتَ )
😘*Naltaqi Ghadan = Kita jumpa besok ( نلتقي غداً )
👋*Illalliqa' = selamat berjumpa kembali ( الى اللقاء )
✌*Syafakallah = moga Allah myembuhkan kamu (L)(شفاكَ الله)
👌*Syafakillah = moga Allah myembuhkan kamu (P) (شفاكِ الله)
💁*Tafaddhol = Silakan (تفضل )
🙅*La Aadri/ la 'a'rif = Saya Tak Tahu ( لا أدري )
🙆*Maa fii Musykilah = tiada masalah ( مافي مشكلة )
👏*Jazakallahu khairan khatsiira = Smga Allah membalasmu dgn kbaikan (L) ( جزاكَ الله خيراً كثيراً )
👍*Jazakillahu khairan khatsiiran = Smga Allah mblasmu dgn kebaikan (P)
( جزاكِ الله خيراً كثيراً )
✌*Jazakumullahu khairan khatsiira = Smga Allah mblasmu dgn kebaikan (L&P) جزاكمُ الله خيراً كثيراً )
👱*Wa iyyaka (L) = Dan utkmu jua.Blasan utk ucapan 👆( وإياك)
👩*Wa iyyaki (P) = dan utkmu jua.Blasan utk ucapan👆( وإياكِ )
☺*Allahukhairuljaza' = Allah adalah Sebaik-baik Pemberi ( الله خير الجزاء )
😎*Fahimtum? = Adakah kalian faham.? ( فهمتم )
😁*Fahimna = Kami telah faham ( فهمنا )
☺*Ijhad wala taksal = Bersungguh2 dn jgnlah kmu malas ( اجهدْ ولا تكسلْ )
😥*La Tahzan Innallaha Ma'ana = Jgnlah bersdih, Ssguhnya Allah bsma kita ( لا تحزنْ انا الله معنا )
☺*Kafaa Bilmauti waa'izhan = Cukuplah kmatian itu mjadi pringatan ( كفى بالموت واعظاً )
😃*Bi idznillah = Dgn izin Allah ( بإذن الله )
😀*InshaAllah kullu khayr ! Aamiin = inshaaAllah smuanya baik,Aamiin ( إن شاء الله كل خير. آمين )
😄*Barakallahu Fiik = Smga Allah mrahmati kamu/mbrkati kamu ( بارك الله فيك )
😘*Masa ul khair = slmt sore ( مساء الخير )
😊*Na'am = Ya ( نعم )
😬*bisura'h = mari2 cpat (lekas2) ( يالله بسرعة )
😓*Ismahli ya ustaz/ustazah = Tumpang tanya wahai Ustaz/Ustazah ( اسمحلي يا أستاذ/أستاذة )
🚽*Uridu an azhaba ilal dauratul ma'ah = Blhkah sy ingin ke tempat air ( أريد أن أذهب الى دورة المياة
🎂*Sanah Helwah = Slmt hr jd ( سنة حلوة )
🙋*Ana Aidon = Saya Juga ( أنا أيضاً)
#semoga
bermanfaat dan bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
#copas

Selasa, 04 April 2017

Game3day10

#TantanganHari 10

#Level3

#MyFamilyMyTeam

#KuliahBunsayIIP

Faith begitu antusias, sebelum tidur malam bahkan dia berkata tak sabar rasanya untuk berjualan roti.

Pagi pun tiba setelah shalat subuh faith ingin langsung jualan, tapi berhasil dicegah oleh ayah karena hari masih gelap. Ketika langit sudah mulai terang, tanpa di suruh faith membawa meja teras ke depan pagar, dan langsung menggelar roti yg sudah di tata untuk di jual.

Alhamdulillah dalam 1 jam sudah berhasil dijual 27 buah roti.

Yang menjadi catatan bunda :
Faith semangat sekali dalam berjualan, bahkan dia mendatangi tetangga menawarkan rotinya.
Kebalikan dr faith ketika di suruh menemani faith jualan dia bilang malu. Ketika bunda ikut menemani faith jualan baru Rafif mau membantu menunggui meja jualan.

Minggu, 02 April 2017

Resume kulwap HE

📚 *Resume Kulwap Ⓜatrikulasi #4 Bandung HEbAT Community*

Materi Pokok 2⃣ HE
*Fitrah Orangtua (Keayahbundaan)*

SME: Ustadz Adriano Rusfi
Host: Akang Mohammad Ferandy
Admin: Bunda R.Ngt. Siwi Aryani Ratu Rahmi
Notulis: Bunda Yardha Khairinas
=====================
*Fitrah Orangtua (Keayahbundaan)*

👳🏽Narasumber:
Ust. Adriano Rusfi, Psi

"Tetap optimis, karena Allah telah menginstall parenting pada tiap fitrah ayahbunda."

Bahkan pada tiap ayahbunda parenting yang diinstall pun berbeda-beda. Begitulah hebatnya ilmu Allah.

Selain belajar tentang fitrah anak, mari belajar fitrah ayahbunda. Karena yang paling ahli mendidik anak bukanlah saya, tapi ayahbunda mereka.

Fitrah ayah dan fitrah bunda adalah karakter-karakter yang Allah lekatkan pada mereka, yang mempengaruhi perilaku dan pola asuh mereka terhadap anak-anak mereka.

Fitrah ayahbunda itu minimal ada tiga :

Pertama, fitrah sebagai manusia biasa yang punya kebutuhan, kelebihan, kelemahan, kegembiraan, keletihan, emosi dan sebagainya. Jadi, dalam pendidikan anak perlu disadari bahwa : ayahbunda juga manusia, bukan robot parenting

Kedua, fitrah sebagai laki-laki dan perempuan, yang wujud dalam maskulinitas dan femininitas. Sehingga, dalam pengasuhan dan pendidikannya ayah dan bunda harus berbasis pada karakternya sebagai laki-laki dan perempuan.

Ketiga, fitrah sebagai orangtua bagi anak-anaknya, yang memiliki hak, kewenangan dan kewajiban atas anak-anak. Mereka bukan hanya pengasuh dan pelayan, tapi juga pemimpin dan pengelola.

Jangan sampai teori parenting yang kita pelajari melumpuhkan naluri, intuisi dan firasat parenting kita.

"Minta fatwalah pada hatimu, karena kebajikan adalah apa-apa yang menenteramkan hati" (dari HR: Ahmad 4/227-228)

Mereka-mereka yang terbiasa dengan amalan nafilah (sunnah), maka Allah akan menjadi mata, telinga, tangan dan kaki, yang dengannya di melihat, mendengar, bekerja dan berjalan (dari Hadits Qudsi)

Belakangan kita agak mengabaikan dan kurang mempertajam firasat. Padahal Rasulullah SAW bersabda :

"Hati-hatilah dengan firasat mu'min. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah"

Parenting yang baik adalah parenting yang mampu meningkatkan kepercayaan diri para Ayahbunda untuk mendidik anak-anaknya sendiri berdasarkan fitrah pendidikan.

Parenting yang buruk adalah parenting yang membuat Ayahunda tergantung kepada para mentor parenting dalam mendidik anak-anaknya.

Jika ditanyakan kepada saya "apa modal yang terbaik dalam parenting?", maka saya akan mengatakan modal terbaik dalam parenting adalah cinta dan ketulusan.

Sebagai Ayahbunda dengan segala kelemahannya, maka kita pasti akan melakukan sejumlah kesalahan dalam mendidik anak-anak kita. Namun, cinta dan ketulusan akan mengkoreksi segala kelemahan dan kesalahan tersebut.

Sungguh, andai kita hanya mengandalkan kemampuan kita saja dalam mendidik anak-anak kita, tentulah anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang kacau dan durhaka.

Namun, Allah tak pernah tidur mengintervensi dan memperbaiki segala kelemahan dan kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita.

Maka setiap malam sebelum tidur bermohonlah kepada Allah agar Ia mendidik anak-anak kita, serta mengkoreksi segala kesalahan dan kelemahan kita.

Bashirah dalam hal apapun lahir dari totalitas, dedikasi dan kepedulian yang tinggi terhadap segala hal yang akan kita tangani.

Allah telah berjanji bahwa orang-orang yang total dan dedikatif dalam menangani segala hal, maka Allah akan menunjukkan banyak jalan baginya. Dan mereka mereka yang telah menjual dirinya kepada Allah, diantaranya melalui pendidikan bagi anak-anaknya, maka Allah akan menjadi penyantun baginya.

Sahabat, Tentang cara mempertajam bashirah saya sudah menyampaikannya di atas

Salah satu indikatornya adalah : jika hati kita tenteram untuk melaksanakan sesuatu terhadap anak-anak kita, walaupun itu bertentangan dengan sejumlah teori parenting, maka sesungguhnya ketentraman hati itu adalah pertanda dari bashirah Islamiyah.

Bashirah Islamiyah itu bukan hanya menjadi hak prerogatif dari orang-orang yang memiliki tingkat keimanan tertentu saja, karena sesungguhnya Allah tidak pernah kikir memberikan ilham-ilhamNya kepada siapa saja.

Bahkan ilham dari Allah Ia berikan terhadap orang kafir sekalipun. Makanya tak mengherankan jika kreasi iptek banyak Allah ilhamkan kepada orang-orang kafir.

Jadi jangan pernah merasa tak cukup bertaqwa untuk bertanya pada hati. Allah tidak se selektif yang kita bayangkan. Kasih-sayangNya jauh melampaui angan-angan paling optimis kita

Sahabat, Jauhi hal-hal yang meragukan, lakukan hal-hal yang hati kita yakin

Yakin itu bermula dari ilmu yang melahirkan pemahaman. Jika sebuah ilmu justru melahirkan keraguan dan ketidakpercayaan diri, maka ilmu itu harus dijauhi

Ragu dan waswas itu datang dari syaithan. Obatnya adalah ilmu dan ta'awudz

🔰🎯🔰🎯🔰🎯🔰🎯🔰
Disusun kembali oleh Tim Fasilitator HEbAT Community

---------------------------------------------
*Tanya Jawab*
------------------------------------------
1⃣ *Karakter Spesifik dan faktor Perusaknya*

*Bunda Santi-Malang*
*Bunda Atiq - Tanjungbalai*

1. Assalamu'alaikum,  bolehkah dijelaskan karakter spesifik yg membedakan fitrah keayahan yang maskulin dan fitrah bunda yg feminin? Terimakasih.

2. Hal2 apa saja yg dpt merusak fitrah keayahbundaan kita ustadz?

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

1⃣ Bunda Santi dan Bunda Atiq yang dirahmati Allah  pada dasarnya karakter spesifik dari Fitrah seorang ayah adalah karakter kepemimpinan, individualitas, ketegasan, kewibawaan, profesionalitas, rasionalitas, atau yang seluruhnya disebut sebagai maskulinitas.

Sedangkan karakter kebundaan yang feminin adalah karakter-karakter yang lebih banyak dipengaruhi oleh hati seperti cinta, kepedulian, ketulusan, keikhlasan, empati  firasat, intuisi, kasih sayang pengorbanan dan seterusnya.

Hal-hal yang dapat merusak Fitrah keayahbundaan diantaranya adalah :

Pertama, berlebih-lebihan terhadap Fitrah itu sendiri. Misalnya seorang ayah memang dituntut untuk rasional tapi rasionalitas yang berlebihan pada dasarnya juga merusak Fitrah itu sendiri. Seorang bunda memiliki Fitrah kasih sayang. Namun jika kasih sayang itu berlebihan dan tidak proporsional tentunya juga akan merusak Fitrah.

Yang kedua : berkurang kurang dalam Fitrah. Misalnya Bunda tiba-tiba menjadi sangat minim dalam emosi, ayah malah minum dalam rasionalitas. Bunda minum dalam empati dan kepedulian sedangkan ayah minim dalam ketegasan. Maka kedua-duanya juga dapat merusak Fitrah.

Yang ketiga yang dapat merusak Mitra adalah ketika terjadi pertukaran fungsi dan peran : Ayah menjadi Bunda dan Bunda menjadi Ayah. Ketegasan lebih dimiliki oleh Bunda  kelemah-lembutan malah lebih dimiliki oleh ayah. Ayah yang lebih memiliki empati, Bunda yang lebih memiliki intelektualitas dan seterusnya. Hal-hal yang semacam itu dapat merusak Fitrah. ✅

2⃣ *Menumbuhkan secara maksimal fitrah keAyahbundaan serta Mengembalikan Fitrah Ayah-Bunda yang terbalik*

*Sari - Sidoarjo*
*Nina - Sidoarjo*
*Bunda Winda - Balikpapan*
*Bunda Desi-Banten*

Bismillah

1. Bagaimana cara menumbuhkan fitrah ayah dan bunda,terutama fitrah ayah..

2. bagaimana caranya agar fitrah laki2 dan perempuan itu bisa berjalan maksimal, dimana terkadang salah satu orang tua kurang menyadari pentingnya hal tersebut.

3. Bagaimana jika dalam sebuah keluarga, fitrah ke-ayahbunda-annya terbalik? Ibunya seorang yang keras, disiplin, cerewet, kasar, sering marah. Sedangkan ayahnya, sabar, kalem, gak pernah marah

4. Saya merasa bahwa saya cenderung maskulin mendidik anak seprti membiarkan anak2 belajar sesuatu yang sedikit menantang misalnya melatih mereka agar bisa naik sepeda sendiri,bisa olah raga "jungkir balik" dll, sedang suami saya cenderung feminim misalnya jika saya usulkan si kakak 5 tahun untuk diajari agar bisa naik sepeda beliau menjawab bahwa naik sepeda tidak perlu diajarkan saat ini,nanti akan bisa sendiri

terima kasih

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

Bunda Sari Bunda Nina Bunda Winda dan Bunda Desi, pada dasarnya Fitrah ayah dan Fitrah Bunda itu sudah melekat pada diri kita masing-masing. Disebut sebagai Fitrah, Karena pada dasarnya itu sudah ada pada saat penciptaan diri kita

Nah kemudian Fitrah tersebut dikembangkan oleh peran-peran dalam kehidupan kita. Peran kelelakian menyebabkan Fitrah laki-laki itu bangkit, dan peran kewanitaan menyebabkan Fitrah kewanitaan itu bangkit

Begitu pula Ketika kita telah menjadi Ayah Bunda. Fitrah itu pun telah Allah tanamkan kepada diri kita pada saat kita menikah dan memiliki anak. Dia juga akan berkembang jika ayah menjalankan perannya sebagai ayah, dan bunda menjalankan perannya sebagai Bunda

Fitrah ketegasannya itu, misalnya, akan akan terbentuk dengan sendirinya dalam aktivitas ayah mencari nafkah. Karena aktivitas mencari nafkah itu membutuhkan ketegasan demi ketegasan, professionalisme demiu profesionalisme.

Jadi sekali lagi Fitrah Ayah maupun Fitrah Bunda bisa berkembang secara optimal, jika masing-masing pihak menyadari betul fungsi peran dan tanggung jawabnya di dalam rumah  dan mampu membagi peran dan tanggung jawab tersebut dengan sebaik-baiknya

Ketika fungsi peran dan tanggung jawab itu dilaksanakan maka Insya Allah Fitrah Fitrah itu juga akan berkembang secara optimal.

Ketika seorang bunda, misalnya, sedang memandikan anaknya, tentunya dengan sendiri nya Fitrah kasih sayang dab kepengasuhan itu akan tumbuh sendiri. Fitrah itu tidak tumbuh dengan baik jika misalnya urusanu memandikan anak diserahkan kepada babysitter.

Untuk fungsi dan peran serta karakter yang sekarang berkembang seakan-akan terbalik. pertama yang harus disadari oleh para Ayah Bunda bahwa fungsi yang terbalik itu dapat menyebabkan kekacauan persepsi pada anak-anak kita tentang peran laki-laki dan peran perempuan di masa depan.

Kerancuan tersebut bisa membuat anak-anak kita mengalami disorientasi fungsi dan peran seksual yang menjadi pemicu bagi perilaku LGBT dan seterusnya

Oleh karena itu fungsi dan peran yang sekarang ini Terbalik itu tetap dapat diluruskan kembali dengan mengusahakan, mengupayakan, dan mengikhtiarkan peran masing-masing.

Oleh karena itu  dalam mendidik anak-anak kita marilah kita kembali pada peran-peran dasar terlebih dahulu : Apa peran Ayah Apa peran Bunda. Bukan pada karakter yang saat ini masing-masing miliki.

Jika peran-peran itu dilaksanakan secara konsisten, Percayalah secara lambat laun pun fungsi-fungsi dan karakter-karakter yang terbalik tersebut akan kembali kepada posisinya seperti sediakala, yang seharusnya

Nah begitu pula dengan kecenderungan Bunda yang lebih maskulin dan ayah yang lebih feminin. Bagaimana pun kenyataan itu harus kita Maklumi. Tapi sedikit banyaknya kita harus berjuang untuk menukarnya dan mengembalikannya sesuai dengan fitrah. Karena jika maskulinitas seorang bunda itu dipertahankan dan femininitas seorang ayah itu dipertahankan. maka tidak tertutup kemungkinan untuk menurun kepada anak-anak. Akhirnya kita pun memiliki anak-anak perempuan yang maskulin dan anak laki-laki yang Feminin.

Itu masih mending. Bagaimana jika kita membayangkan kondisi Terbalik itu akan merusak orientasi seksualnya di masa yang akan datang ?

Bukan semata-mata yang perempuan menjadi Tomboy Dan yang laki-laki menjadi kebanci-bancian. Tapi perilaku seksual yang dilaknat Allah seperti LGBT  ✅

3⃣ *Menjadi team dalam mendidik anak*

*Bunda Farah-Bandung*
*Bunda Desi-Banten*

1. Bagaimana kiat khusus menjadi home team terutama dengan pasangan kita untuk mendidik anak agar satu frekuensi.

2. Bagaimana menyatukan visi dan misi untuk mendidik buah hati? Suami tipe orang yang ga mau ribet😥

3. Bagaimana menghadapi sikap suami yang terkadang tidak ingin terlibat dalam kegiatan membersamai anak? Ketika ibu repot menyiapkan makanan,anak2 bermain sendiri,kalo ada yg tidak bisa dlm permainannya,suami terkadang enggan membantu.. Suami asyik nonton tv.

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

3⃣  pertanyaan Bunda Farah dan Bunda Desi :

Pertama, yang harus kita lakukan adalah menjadikan rumah tangga kita menjadi sebuah organisasi. Sebagaimana sebuah organisasi, di sana ada seorang kepala, ada asisten ada bawahan, dan sebagainya.

Dengan menjadikan rumah tangga sebagai sebuah organisasi, Maka insya Allah ayah bunda dan anak-anak akan menjadi sebuah tim pendidikan
u
Nah, dalam konteks pendidikan, organisasi yang harus kita buat itu juga seperti organisasi sebuah sekolah : ada kepalau sekolah, ada gur,u dan ada murid.

Jadikanlah Ayah sebagai sang kepala sekolah, Bunda sebagai guru dan anak-anak sebagai murid

Insya Allah semuanya akan berjalan dalam Satu Frekuensi jika ayah memainkan peran sebagai sang Kepala Sekolah  yang menentukan visi, misi dan orientasi pendidikan di rumah. Sedangkan istri menjadi makmum dan pelaksana yang taat dari visi dan misi tersebut.

Untuk suami suami yang tidak mau ribet, Seandainya dia mau merumuskan visi  misi, orientasi dan strategi pendidikan, justru dia tidak akan ribet di masa yang akan datang

Pendidikan akan menjadi lebih ribet dan menyulitkan ketika sebuah pendidikan tidak memiliki visi. misi orientasi, dan strategi.u Maka lebih baik kita sedikit bersusah-susah di depan untuk merumuskan visi, misi tersebut agar tidak menjadi ribet di masa yang akan datang. Visi dan misi itu dibuat secara bersama. tetapi penanggung jawabnya adalah seorang ayah.

Kepada para ayah yang tidak ingin membersamai istrinya dalam mendidik anak-anaknya, Mari kita Ingatkan mereka bahwa yang kelak akan dipertanggung diminta pertanggungjawabannya di akhirat tentang anak-anaknya adalah sang ayah  bukan sang Bunda.

Yang kedua tolong ingatkan para Ayah bahwa ayah yang tidak ikut membersamai pendidikan anak-anaknya tidak akan mendapatkan doa anak sholeh. Karena syarat untuk mendapatkan doa anak sholeh adalah "Kama robbayani shaghira", yaitu mereka harus mendidik anaknya di waktu kecil. ✅

4⃣ *Parenting dan pemikiran orangtua yang bersebrangan*

*Farah - Bandung*

Mengenai parenting yang baik adalah parenting yang mampu meningkatkan kepercayaan diri para ayah bunda untuk mendidik anak-anaknya. Bagaimana cara kita menyikapi pemikiran kolot para orang tua dahulu kita, yang mengesampingkan pengetahuan yang berkembang pada masa kini. Salah satu kasusnya seperti pemahaman mereka tentang perilaku anak yang tidak sesuai, mereka hanya beralasab "namanya juga anak-anak. Maklumi saja". Padahal khan, karena dia anak-anak seharusnya kita menanamkan dan menumbuhkan kebaikan sedini mungkin.

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

4⃣ Bunda Farah di Bandung, pada dasarnya di dalam Fitrah kita sebagai Ayah Bunda telah tertanam nilai nilai tentang yang benar dan yang salah  tentang yang baik dan yang buruk  tentang yang indah dan yang jelek

Sesungguhnya nilai-nilai tersebut merupakan rambu-rambu pada diri kita saat kita mendidik anak-anak kita. Maka Ayah Bunda yang baik adalah Ayah Bunda yang peka dan responsif terhadap perilaku anak anaknya.

Saat anak anaknya melakukan sesuatu yang benar. dia benarkan. Saat anak-anak melakukan sesuatu yang salah, diai Salahkan. Saat anak-anak melakukan sesuatu yang buruk  dia perbaiki. Saat anak-anak melakukan sesuatu yang baik, dia perkuat

Orang tua yang tidak peka dan tidak responsif terhadap perilaku anak-anaknya, dengan alasan bahwa "mereka masih anak-anak" akan menjadikan anak-anak yang juga tidak peka dan responsif terhadap nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Mari kita ingat satu Hadis Rasulullah bahwa "Ridha Allah itu bersama Ridho orang tua". Itu Allah lakukan dengan cara nilai-nilai ilahiyah itu Allah tanamkan di dalam diri ayah bunda.

Maka keridhaan dan ketidakridhaan orang tua terhadap perilaku anak anaknya memang harus diekspresikan  tentunya, segalanya harus dengan penuh kasih sayang

Tentang menyikapi perilaku kolot para orang tua, yang penting kita harus sadar bahwa yang menjadi Ayah Bunda mereka adalah kita, yang akan Allah mintakan pertanggungjawabannya kelak di akhirat adalah kita. yang akan mempengaruhi masa depan anak-anak kita adalah pendidikan kita. Jadi kita tidak perlu terlalu memikirkan sikap-sikap tersebut. ✅

5⃣ *Firasat mukmin, intuisi, keyakinan dan keraguan?*

*Bunda Lya-palembang*
*Bunda Frida-Trenggalek*

1. Maksud dari" Hati-hatilah dengan firasat mukmin. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah". Itu apa?
Terima kasih

2. Apakah bisa kita membedakan antara keyakinan mengambil keputusan secara benar dengan keegoisan semata?

3. Keraguan yang muncul ditengah Mendidik anak, apakah itu artinya ada kesalahan dalam mendidik atau hanya ketidak percayaan diri mengingat beberapa hal teringat dengan pola pendidikan lama orangtua yg bs membuktikan bahwa Kita baik2 saja?bagaimana mengatasinya?

4. Bagaimana konkretnya mengasah intuisi Kita dalam menyadari kesalahan Kita mendidik anak, dan meyakini keputusan Kita benar meskipun berbeda paham dengan orang sekitar Kita?
Terimakasih ☺

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

5⃣ Bunda Lya dan Bunda Farida :

Makna dari hadis tersebut Artinya : kita harus peka  kita tidak boleh memandang enteng Dan menganggap remeh perasaan intuisi dan firasat kita. U

Jika kita adalah orang-orang yang beriman yang mencoba beribadah kepada Allah, yang mendekatkan diri kepada-Nya, yang banyak berdzikir dan melakukan ibadah ibadah nafilah  pada dasarnya intuisi dan firasat firasat tersebut merupakan bagian dari panduan dan bimbingan Allah kepada kita untuk melakukan apapun, termasuk dalam mendidik anak-anak kita.

Jadi sekali lagi pesan itu bermakna : Jangan pernah memandang sebelah mata sebuah Firasat.

Perbedaan antara keyakinan dengan keegoisan semata terletak pada ketentraman hati. Sebuah keputusan yang kita buat karena keyakinan, insya Allah akan membuat hati kita tenang dan jiwa kita tentram. Tetapi sebuah keputusan yang kita buat sebagai ekspresi dari keegoisan, biasanya akan melahirkan ketidaktenangan, kecemasan dan kegelisahan.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya keraguan di tengah jalan saat kita mendidik anak :

Pertama mungkin karena kurang percaya diri, sehingga bisikan dan masukan-masukan dari kiri kanan tentang pendidikan anak membuat kita ragu.

Yang kedua keraguan itu juga disebabkan karena terlalu banyaknya pengetahuan yang kita serap tentang pendidikan anak,  Sementara pengetahuan pengetahuan tersebut tidak kompetibel satu dengan yang lainnya. Sehingga pada akhirnya terlalu banyaknya pengetahuan dan teori tersebut membuat kita malah terbebani dalam pendidikan anak bukan membantu kita dalam mendidik anak

Oleh karena itu pada prinsipnya dengan pengetahuan yang ada mulailah kita implementasikan dalam pendidikan anak kita. Pengetahuan-pengetahuan berikutnya akan mencoba menyempurnakan atau mengkoreksi apa yang telah kita lakukan.

Yang ketiga, keraguan juga dapat muncul karena dalam proses mendidik anak kita. kita kurang meminta petunjuk dan arahan kepada Allah bagaimana sebenarnya mendidik anak itu. yang mana dari konsep-konsep mendidik anak itu yang patut untuk kita ikuti

Mari kita sadari bahwa sebuah konsep pendidikan Mungkin tepat untuk ayah bunda tertentu, dan tidak tepat untuk ayah bunda lainnya. Oleh karena itu, meminta petunjuk tuntunan dan arahan dari Allah adalah hal yang sangat penting sebelum memulai sebuah pendidikan. Jika sudah, maka bismillah, dan sisanya kita bertawakal kepada Allah.

Intuisi dan firasat pada dasarnya itu merupakan bagian dari bimbingan dan Hidayah Allah. Oleh karena itu, diantara cara untuk mempertajam intuisi adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah.

Mendekatkan diri kepada Allah itu di antaranya dengan melakukan ibadah ibadah nafilah. Silahkan pilih ibadah nafilah yang menurut kita cocok dan tepat bagi kita,  karena dengan itu ia yang akan mengantarkan kita kepada Allah

Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah berfirman bahwa orang-orang yang beribadah nafilah kepada Allah maka Allah yang akan menjadi matanya yang dengan itu dia melihat  Allah yang akan menjadi Telinganya yang dengan itu dia mendengar. Allah yang akan menjadi tangannya yang dengan itu Dia berbuat, dan Allah yang akan menjadi kakinya yang dengan itu dia melangkah

Artinya, firasat dan intuisi itu baru akan terjadi ketika Allah terlibat dalam Semua urusan kita.

Kemudian yang kedua intuisi itu juga baru akan terbangun di saat kita lebih mengutamakan hati daripada otak, lebih mengutamakan rasa daripada rasionalitas,  lebih mengutamakan empati daripada Nalar.

Lalu, dalam menggunakan intuisi untuk mengukur apakah pendidikan kita terhadap anak kita telah benar atau salah, ada beberapa indikator.

Diantaranya adalah dengan merasakan Apakah hati kita tenteram dalam melakukan tindakan pendidikan itu kepada anak-anak kita,  dan yang kedua Apakah buahnya terhadap anak-anak kita adalah buah yang positif.

Jika kedua hal itu telah kita dapatkan, Maka insya Allah kita telah melakukan hal yang benar. Sisanya kita bertawakal pada Allah karena tidak ada Ayahbunda yang sempurna  dan Allah akan selalu menyempurnakankan kekeliruan kita dalam mendidik anak kita. ✅

6⃣ *Komunikasi Produktif Suami-Istri*

*Idanayu - Sidoarjo*

Saya adalah seorang ibu yang merasa punya banyak waktu, tenaga dan segalanya buat anak. Rasanya, saya mampu melakukan apapun untuk anak. Serasa jadi *supermom*...

Tapi saya juga seorang istri yang merasa buruk dalam melayani suami (dan suami juga merasakan demikian). Saya merasa buruk dalam menghormati suami, memberikan perhatian, melayani keperluan2nya atau bahkan sekedar berkata baikpun saya merasa gak mampu. Serasa jadi *badwife*...

Dan keadaan ini diperburuk dengan komunikasi kami yang seringkali macet. Kami sering bertentangan paham. Kalau sedang diskusi, biasanya berakhir dengan macet. 😂
Suami merasa saya selalu *ngeyel* (eh bahasa indonesianya apa ya?).
Dan saya merasa suami gak bisa diajak ngobrol, karena hampir selalu marah.

Apa yang harus saya lakukan? Mulai dari mana memperbaiki keadaan ini?

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

6⃣ Bunda Idanayu dari Sidoarjo :

Sebagaimana anak kita punya hak terhadap waktu kita, maka suami pun punya hak waktu istrinya.

Seandainya waktu kita sebagian di antaranya kita gunakan untuk berkhidmat dan berbakti kepada suami, justru suami kita akan melakukan tanggung jawabnya untuk mendidik anak-anak kita secara bersama-sama, sekaligus meringankan beban pendidikan kita. Karena  sekali lagi  penanggung jawab utama, penentu arah dan strategi pendidikan anak-anak kita adalah suami.

Ketika suami kecewa dan tidak ridha kepada istri, sebenarnya itu akan menjadi beban tambahan bagi kita untuk mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anak kita. Saat anak-anak kita bermasalah, nanti sang suami akan lepas tangan dalam masalah tersebut. Akhirnya kita menangani permasalahan anak itu sendirian. Dan sebenarnya dalam kehidupan yang semakin rumit ini, menangani anak sendirian adalah hal yang mustahil.

Dalam Islam kemuliaan tertinggi seorang istri adalah pada ketaatannya terhadap, bukan pada kecakapannya dalam mendidik. Dan Percayalah sangat banyak hikmah yang akan kita dapatkan, sangat banyak pertolongan dari Allah yang akan kita peroleh  pada saat istri mentaati suami.

Pada dasarnya dalam konteks pendidikan anak seorang suami memiliki konsep-konsep, prinsip-prinsip dan strategi pendidikan yang luar biasa, yang boleh jadi mungkin tidak sesuai dengan persepsi dan perspektif seorang istri. Tapi percayalah kalau kita mencoba mentaati pendapat, usulan dan saran tersebut, kita akan sangat dimudahkan dalam mendidik anak-anak kita

Dalam pendidikan anak, suami itu bagaikan konsultan Ia mungkin tidak bisa secara langsung menerapkan prinsip-prinsip pendidikan pada anak-anak. Tapi ketika dia menyampaikan itu kepada istri, lalu istri menerapkannya,  maka boleh jadi istri lebih cakap pengimplementasikan usulan suami daripada itu dilakukan oleh sang suami itu sendiri. ✅

7⃣ *Kriteria Orangtua Ideal*

*Bunda Kartika- Jogja*
*Sitah-Bandung*
*Bunda Okta - Malang*

1. Assallamuallaykum..
Bgmn mengenai karakter ayah yg penyayang namun ketegasannya terlihat keras dan kasar.? Dari yg ditampakkan anak2 mereka mereka sangat nenyukai ayahnya namun orang luar melihatnya sbg ayah yg kasar.

2. Bagaimana membuat tetap istiqomah mendidik anak2 spy tdk terkesan memaksa. Dlm kedisiplinan. Karena jika diajak disiplin agak sulit dan cenderung meremehkan (uminya).

3. Saya sangat merasa bersalah ketika merasa capek kadang emosi lepas kontrol, dan itu ditiru anak saya. Bagaimana caranya supaya prilaku saya yang salah yang ditiru anak bisa hilang?.. anak saya usia 2,5y..

4. Bagaimana kriteria orang tua sukses menurut teori FBE? Krn kesuksesan seorang anak mencakup bnyk aspek, kalolah ortu piawai n cakap dlm mendidik tp asupan ananda sesuatu yg haram, tentu kesuksesan ananda pastilah bukan kesuksesan yg sesungguhnya, bukankah begitu?

Terimakasih atas responnya
Syukron wa jazaakallah..

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

7⃣ Bunda Kartika, Bunda Sitah dan Bunda Okta :

Seorang ayah yang disukai, dicintai dan disayangi oleh, walaupun terkesan keras dan kasar, itu adalah pertanda bahwa ayah tersebut mencintai anak-anaknya, dan melakukan hal tersebut semata-mata karena cinta kepada anak-anaknya, bukan karena benci dan marah

Oleh karena itu,  dalam menghadapi situasi tersebut kita tidak perlu Terlalu memusingkan pendapat-pendapat yang berkembang di luar

Pendidikan saat ini telah berkembang menjadi pendidikan yang sangat cengeng, sehingga keras sedikit dipersalahkan, tegas dianggap sebagai kasar, penegakan disiplin bahkan dapat dianggap sebagai bagian dari kekerasan dalam rumah tangga. Ini adalah bagian dari kebrengsekan pendidikan modern yang tidak perlu terlalu kita ambil hati.

Tentang pendidikan kedisiplinan, ada beberapa hal yang perlu kita catat :

Pertama, pendidikan kedisiplinan itu baru akan efektif jika kita terapkan pada saat anak kita telah berusia 7 tahun ke atas

Yang kedua, pendidikan kedisiplinan itu sendiri sebaiknya memang dilakukan dan ditegakkan oleh sang ayah, bukan oleh bundanya. Jangan sampai anak tak dekat pada bunda, karena bundanya menjadi "polisi rumah"

Yang ketiga, mulailah pendidikan kedisiplinan itu dari pendekatan fungsional bukan struktural. Contohnya disiplin fungsional itu adalah : jika lapar maka makan, jika capek maka istirahat, jika mengantuk maka tidur. Itu adalah contoh-contoh disiplin fungsional. Mulailah menerapkan pendidikan kedisiplinan itu pada anak dari disiplin fungsional

Kemudian agar kita istiqomah dalam menegakkan kedisiplinan itu pada anak, gunakanlah pendekatan konsekuensial, yaitu "tangan mencencang bahu memikul"  bahwa setiap perilaku ada akibatnya

Jika anak melakukan sesuatu maka dia harus memikul resiko sesuatu. Jika prinsip-prinsip konsekuensi hal ini sudah kita sepakati dan Tanamkan dalam keluarga kita, maka Insyaallah pendidikan kedisiplinan itu akan berlangsung secara Istiqomah

Dan yang lebih penting lagi adalah membangun budaya disiplin dalam keluarga Karena segala hal yang telah membudaya otomatis dia akan dilaksanakan secara Istiqomah.

Bunda sekalian pekerjaan rutin bunda di rumah tangga dan dalam mendidik anak adalah pekerjaan yang sangat meletihkan, melelahkan dan menguras emosi. Jadi adalah sangat wajar jika seorang bunda seringkali lepas kendali terhadap anak-anaknya.

Oleh karena itu Bunda perlu berkolaborasi dengan ayah dalam mendidik anak. Jika Bunda merasa marah sebab tidak tahan terhadap anak, laporkanlah kepada ayah. Biarlah Ayah yang mengatasi persoalan-persoalan tersebut, karena Insya Allah ayah akan lebih terkendali dalam mengelola emosinya menghadapi kenakalan-kenakalan anaknya.

Ingat marah itu dari syetan, tetapi memarahi itu adalah bagian dari kewajiban pendidikan. Bunda dalam keletihannya akan mudah marah. Maka yang mampu melakukan akting kemarahan adalah sang ayah.

Orang tua yang sukses pada dasarnya adalah orang tua yang mampu mengantarkan anak anaknya menjadi anak-anak sukses. Ukuran sukses seorang anak menurut saya ada tiga :

Pertama dia menjadi anak yang berbahagia.

Yang kedua, indikator sukses adalah jika anak mampu mengaktualisasikan potensi bakat yang Allah telah karuniakan sebagai amanah kepada dirinya. Dia tetap menjadi dirinya sendiri dan mengaplikasikan potensinya secara optimal

Dan yang ketiga, indikator anak sukses adalah anak yang bermanfaat, berguna, produktif dan kontributif bagi lingkungannya

Jika kita mampu menghasilkan anak seperti itu. tentunya semata-mata atas pertolongan Allah,  maka kita telah menjadi orangtua sukses. ✅

8⃣ *Kemandirian remaja, Batas melayani anak dan Mendidik Anak Yatim*

*Bunda Tri - Solo*
*Bunda Winda - Balikpapan*

Bismillah
Assalamualaikum.

1. Seorang ibu kedua, krna ibu pertama telah wafat, merasa kesulitan dlm mendidik kedewasaan dan kemandirian putri ibu pertama yg sdh SLTA. Ayah cenderung menuruti putrinya krna ga tegaan. Bgmana tips masuk ke dalam hati anak sehingga mudah menasehati/membimbingnya

2. Bgmna mendidik anak remaja agar menjalin pertemanan yg baik, tidak terus bergantung ke ortu?

3. Orangtua memiliki fitrah sebagai pelayan. Sampai umur berapakah anak2 itu dapat kita layani?

4. Anak yatim atau piatu yg saya temui seolah2 selalu merasa kurang ya ustadz, (merasa paling miskin, paling menderita, ga ada yg sayang dll) mungkin ada ruang kosong di hatinya karena kesedihan mendalam sebab kehilangan ortu. Bgmna tips mendidik anak yatim/piatu yg punya perasaan demikian?

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

8⃣ Bunda Tri dan Bunda Winda :

Memang bukan hal yang mudah dalam mendidik anak yang bukan anak kandung kita. Apalagi ketika dia telah berusia remaja. Ditambah lagi dengan stigma yang berkembang di masyarakat bahwa seorang ibu tiri adalah ibu yang kejam. Dan stigma itu seringkali dianut oleh seorang anak

Oleh karena itu, sebenarnya dalam hal ini peran seorang ayah sangat penting dalam menaklukkan anak tersebut. Ayah harus lebih berperan. Ayah harus lebih tegas, Ayah harus satu visi dalam mendidik anak tersebut bersama istrinya

Kemudian yang kedua, pada dasarnya menaklukan seorang anak adalah menaklukan hatinya, apalagi jika dia adalah anak perempuan. Mendidik seorang anak perempuan harus kita upayakan terlebih dahulu dengan menyentuh hatinya. Menyentuh hatinya hanya bisa kita lakukan dengan ketulusan,  keikhlasan, kasih sayang dan tanpa pamrih. Sisanya, Mari kita berdoa kepada Allah, karena hanya Allah yang dapat mengendalikan hati manusia.

Inti dari mendidik seorang remaja adalah ketegasan. dan ketegasan ini yang seringkali sulit untuk kita lakukan terhadap mereka, sehingga kemudian mereka menjadi bergantung dan tidak kunjung Mandiri

Berikan kepada mereka prinsip-prinsip hubungan orang dewasa, biarkan mereka mengambil keputusan dan memikul akibat dari keputusan tersebut, biarkan mereka memecahkan masalah yang mereka miliki sendiri, dan kita harus bersabar atas masalah-masalah yang coba Ia pecahkan

Membangun hubungan pertemanan dengan seorang remaja harus kita mulai dari diri kita. Jadilah kita sebagai teman mereka, jadilah kita berbagai masalah dengan mereka agar mereka pun terbuka untuk berbagi masalah dengan kita

Tapi pada akhirnya ada satu hal yang paling penting : selama mereka masih remaja, mereka akan tetap menjadi sumber masalah. Maka tugas kita adalah dewasakan mereka : aqil baligh kan mereka

Pada dasarnya melayani dan memanjakan anak kita lakukan sampai anak berusia 7 tahun. Karena sejak anak itu berusia 7 tahun, atau usia mumayyiz, kita secara pelan-pelan harus melepaskannya untuk melayani dirinya sendiri. Sejak anak berusia 7 sampai 10 tahun mungkin dalam hubungan sosialnya kita masih perlu bantu. Tapi sejak 10 tahun keatas Bahkan dalam hubungan sosialnya pun tidak perlu kita layani.

Hal utama yang patut kita lakukan dalam mendidik yatim piatu adalah menegakkan harga dirinya. Itulah sebabnya Kenapa di dalam Alquran perlakuan terhadap anak yatim sering disebut berulang-ulang. Kita bahkan diminta untuk memuliakan anak yatim

Pada dasarnya dalam mendidik anak yatim kita harus menjadikan Rasulullah sebagai role model bagi pendidikan mereka, karena Rasulullah sendiri adalah yatim yang kemudian menjadi yatim piatu

Kita perlu menceritakan kepada mereka tentang sosok Rasulullah  wataknya, karakternya dan keberhasilannya sebagai pemimpin dunia. Kita ceritakan kepada mereka : Justru karena Rasulullah itu yatim piatu sehingga dia bisa dididik dan belajar dari mana saja, bisa menjadi orang yang jauh lebih berkembang, menjadi orang yang jauh lebih Merdeka  menjadi orang yang jauh lebih berpengetahuan. Kita mungkin dapat memberikan contoh-contoh tentang sejumlah yatim piatu yang sukses dalam kehidupan ini karena sekali lagi mendidik yatim piatu adalah membangun kembali harga diri mereka ✅

-------------------------------------------
*Penutup*

👳🏽‍♀ *Ust. Aad*

Ayah Bunda sekalian, hari-hari belakangan ini kita sedang menyaksikan fenomena betapa banyaknya diantara kita orang-orang yang mencintai selain Allah lebih tinggi daripada cintanya kepada Allah. Sehingga mereka mau menolak ajaran-ajaran Allah.

Itu semata-mata karena kita lemah dalam mendidik keimanan anak-anak kita. Kita tidak mendidik anak-anak kita untuk mencintai Allah, tapi lebih kepada takut kepada Allah

Ketika rasa takut ini bertemu dengan rasa cinta kepada selain Allah, maka takut selalu dikalahkan oleh cinta

Oleh karena itu mari kita mulai pendidikan anak-anak kita dengan pendidikan keimanan, agar mereka Ridha Kepada Allah sebagai Tuhannya, Ridha kepada Islam sebagai agamanya, dan Ridha kepada Muhammad sebagai Rasul Nya. ✅

===Selesai===