Copas dr grup sebelah
# Apa kabar hafalanmu? #
Berbicara tentang hafalan, saya sarankan kepada Anda untuk menitikberatkanya pada KUALITAS (hafalannya mutqin…kuat), bukan hanya kuantitas. Maksudnya begini, jangan hanya mengejar banyaknya hafalan dalam waktu singkat tapi setelah itu harus jungkir balik terseok-seok mengulangnya lagi bahkan seperti mengulang hafalan baru lagi. Bukan…bukan begitu…kuatkanlah dulu hafalan yang lama,dan jangan buru-buru pindah ke hafalan baru sebelum melakukan cek kuatan hafalan. Standar kuat hafalan memang beragam, ada yang itqaan nya itu sempurna, ini mungkin yang daya ingatnya sekaliber Imam Bukhari yang seolah “zero effort” kalau diminta mengeluarkan hafalannya, enggak pake payah-payah muraaja’ah banyak-banyak. Tapi kita? Nha berhubung umumnya daya ingat kita pas-pasan, jadi usaha kita menguatkan hafalan sudah barang tentu lebih banyak lagi butuh mengulang kan?
Untuk menguatkan hafalan dan mengecek kualitasnya, tips dari saya dalam checklist menguatkan hafalan (ini adalah kiat yang biasa saya lakukan):
1. Menghafal itu diniatkan ikhlas mencari keridhaan Allaah. Jadi, ketika menghafal, kita harus senantiasa mengecek niat kita dalam menghafal. Banyak berdoa meminta kemudahan dalam menghafal, menjaga hafalan, bahkan mengamalkannya. Tidak lupa bersabar dan istiqamah dalam menghafalkannya karena ujiannya seringkali begitu berat. Satu lagi...hindari maksiyat.
2. Biasakan menggunakan satu mushhaf yang sama, dan yang paling mudah adalah Qur’an pojok.
3. Biasakan memperdengarkannya (menyetorkan hafalan) kepada pengajar/partner yang tahu hukum tajwid. Manfaat dari menyetorkan hafalan adalah dengan memperdengarkan, itu akan membantu kita mengoreksi kesalahan yang terjadi. Mengulang hafalan itu secara runtut. Coba cek, berapa kesalahan total yang kita buat? Toleransi yang bisa diijinkan adalah 5 per juz.
Banyak berhenti karena berpikir lanjutan kalimat atau lanjutan ayatnya tidak? Penguasaan hafalan yang baik itu kalau membacakan ayat dari hafalannya bisa lancar, nggak pake banyak mikir karena dia menguasai hafalannya. Kalau hafalan lama saja masih banyak mikir, yah gimana mau nambah hafalan baru…nanti yang ada malah overlapping hafalan dalam ingatan loh…
Bisa jadi ada yang berprinsip: hafalkan saja dengan daya ingat “sebisanya” meski masih belum lancar, toh nanti seiring banyaknya muraaja’ah, hafalan itu bisa dengan kuat sendirinya in syaa’ Allaah. ==> Kualitas hafalan yang seperti ini memungkinkan terbukanya banyak percampuran hafalan khususnya pada ayat mutasyaabihat (yang mirip-mirip). Akan jauh lebih baik, kuatkanlah hafalan lama dulu sehingga betul-betul melekat dan lancar, yang kemudian dikuatkan lagi dengan banyak mengulang sehingga in syaa’ Allaah akan menjaga hafalannya tercampur dengan ayat lainnya dan menjaga agar melekat dengan kuat di ingatan.
4. Coba lakukan uji cuplik ayat. Bagaimana kualitas daya ingatnya? Bisa melanjutkan dengan baik nggak?
5.Muraaja’ah sama-sama dengan orang lain atau partner, gonta-ganti..kita berapa ayat, dia berapa ayat. Lancar tidak? Karena bisa jadi seseorang itu kalau membawakan hafalan secara runtut, dia ingat…tapi kalau metodenya dicuplik secara random atau diminta melanjutkan ayat, dia kesulitan. Kalau masih merasa kesulitan dengan metode ini, maka itu pertanda hafalan kita belum baik…jangan menghafal baru dulu. Kuatkan yang lama saja.
6. Kualitas hafalan yang baik kalau level kekuatannya ideal sempurna, ketika dia diminta membacakan ayat dari hafalannya, dia tidak butuh muraaja’ah..bisa langsung mengalir lancar dengan sendirinya. Itu kalau mau ideal…kalau mau turun sedikit levelnya, yah pake muraaja’ah boleh deh sebelum membacakan suatu surat atau ayat dari hafalannya, tapi itu bisa dilakukan dengan segera. Kalau mengulangnya kok ibarat menghafal dari baru lagi, itu pertanda kualitas hafalan kita masih agak buruk… banyak mengulanginya lagi dulu, jangan buru-buru ditambah yang baru.
7. Jika sering dilupakan pada ayat-ayat tertentu, tandai ayat tersebut dan sering diulang-ulang (kalau saya, selain juga diulang secara lisan, saya menuliskannya di selembar kertas berulang kali dari hafalan saya bersama ayat sebelum dan sesudahnya, agar ingat posisi ayatnya berada di mana).
8. Membagi waktu untuk menghafal dan muraaja’ah. Misalkan sediakan waktu selama 1 jam untuk menghafal. Hasil baris yang bisa dihafal bisa bervariasi tergantung tingkat kesulitan kata atau kalimatnya. Nah, untuk muraaja’ah hariannya tetapkan target semisal:
- Mengulang hafalan 5 lembar sebelum hafalan yang sedang kita hafal
-Mengulang hafalan ½ juz (atau tergantung kemampuan) dari hafalan yang telah lalu secara bergilir
Waktu untuk menghafal itu memang harus disediakan secara khusus/diluangkan dalam sehari, bukan karena kita tidak ada kerjaan makanya jadi digunakan untuk menghafal “sak-sake dhewe”-> ini kesannya mengesampingkan proses menghafal karena jikalau ada waktu luang barulah dipakai untuk menghafal.
Ada yang melakukan begini: hanya menghafal sebanyak 5 hari saja, 2 hari sisanya untuk full muraaja’ah sambil terkadang refreshing.Terkadang, hanya menghafal sebanyak 4 hari saja karena hari ke-5 nya untuk muraaja’ah hafalan pada hari ke-4 atau sebelumnya jika dirasa kualitas hafalannya masih belum begitu baik. Jika Anda mau menerapkan demikianjuga tidak mengapa, atau membagi waktu hafalan dalam sepekan sebanyak 6 hari…atau 4 hari saja…disesuaikan saja dengan kemampuan Anda, dan ambillah satu hari dalam sepekan sebagai hari refreshing (otak perlu lho penyegaran biar tidak jenuh).
9. Membaca terjemahan ayat dan tafsirnya. Dengan membaca terjemahan kata/kalimatnya, terlebih tafsirnya, itu bisa mempermudah proses menghafal in syaa' Allaah.
Salah satu kunci dari sekian banyak kunci kuatnya hafalan adalah banyak mengulang hafalan itu. Kalau ada waktu luang, bahkan ketika masak…nyuci (selama mencucinya bukan di kamar mandi tentunya), momong anak…atau sambil ngepacking barang (heee kalau OL Shop), ulangilah hafalan atau buat berdzikir daripada bengong. Hafalan tersebut juga diulang kembali dalam shalat wajib, shalat tahajjud, atau sediakan waktu khusus untuk mengulang kembali. Jadikan pikiran dan hati kita sibuk dengan Al-Qur’an..itu sangat menyenangkan (coba saja). Jika kehilangan hafalan yang sudah pernah dihafal itu kayak berasa kehilangan emas saja (lebay? Ehh nggak juga…rasanya itu nelangsa bagaimana begitu).
Salah satu metode yang bisa dipakai dalam menghafal adalah yang ditulis ulang oleh ustadz Abduh Tuasikal dan yang ditulis di situs islamhouse (silahkan diklik itu link yang saya sertakan ya..). Atau bisa dirubah sedikit, semisal membaca untuk membiasakan dan meresapinya dilakukan 10x saja (tidak sampai 20x).
Untuk kiat-kiatnya bisa dibaca secara lengkap di:
https://islamhouse.com/id/articles/117583/
https://rumaysho.com/2076-kiat-menghafal-al-quran.html
https://rumaysho.com/2118-kiat-menghafal-al-quran-2.html
===
NB; Jika ada yang mau menyebarkan, tidak usah meminta ijin.
By. Fatihdaya Khoirani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar